Rabu, 09 Juli 2014
MAKLAH ARAB PRA ISLAM(VENA VULVENA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di makkah menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah disamping juga didorong oleh faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam, dan bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan diantaranya Saba’, Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.
Di sisi lain, kenyataan bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan diturunkan dalam konteks geografis Arab, mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu pemahaman yang komprehensif terhadap al-Qur’an hanya mungkin dilakukan dengan sekaligus melacak pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan lingkungan mereka yang menjadi audiens pertama al-Qur’an, yaitu Muhammad dan masyarakat Arab saat itu dengan segala kultur dan tradisinya. Dan untuk memiliki pengertian yang sebenar-benarnya tentang asal mula Islam, maka satu hal yang perlu diketahui adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya Islam, Muhammad, dan sejarah Islam terdahulu.
B. Rumusan Masalah
Dalam penjelasan makalah berikut akan membahas dan memecahkan masalah-masalah yang kami rumuskan sebagai berikut :
bagaimana keadaan Arab pra islam?
Bagaimana sisitem sosial dan politik pra islam?
Bagaimana kepercayaan dan kebudayaan masyarakat pra islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Arab
Masa seblum lahirnya islam disebut zaman Jahiliyah. Zaman ini terbagi atas dua periode, yaitu jahiliyah pertama dan jahilyah kedua. Jahilayah pertama meliputi masa yang sangat panjang, tetapi tidak banya yang bisa diketahui hal ihwalnya dan sudah lenyap sebagian besar masyrakat pendukungnya. Adapun jahiliyah kedua sejarahnya bisa diketahui agak jelas. Zaman jahiliyah kedua ini berlangsung kira-kira 150 tahun sebelum islam lahir. Kata jahiliyah bersal dari kata jahl tetapi yang dimaksud disini bukan jahl lawan dari ‘ilm, melainkan lawan dari hilm.
Daerah tanah Arab atau Jazirah Arab, atau semenanjung Arab itu, terletak disebelah barat daya Benua Asia. Sebelah utara berbatasan dengan negeri Palestina, perkampungan Badui Syam, dan negeri Irak. Disebelah timur berbatasan dengan teluk Parsi, teluk Oman. Ke selatan lautan hindia dan teluk Aden . Ke barat selat Babel Mandeb, laut merah dan terusan Suez. Tanah diantara port said dengan Aden itu panjangnya sampai 5000 mil, dan diantara Babel Mandeb dengan Rasul Hadd 1300 mil. Antara port Said sebelah selatan dengan sungai Furad 600 mil. Adapun luas semenanjung Arabia itu sampai 1.200.000 mil persegi, atau 3.000.000 kilometer persegi. Ahli ilmu bumi R. Blanchard mengatakan sampai 3.700.000 kilometer persegi.
Keadaan tanahnya sebagian besar terdiri dari Padang Pasir tandus,bukit dan batu, terutama bagian tengah. Sedang bagian selatan atau bagian pesisir pada umumnya tanahnya cukup subur.
Untuk wilayah bagian Tengah terbagi pada :
1. Sahara Langit atau disebut pula Sahara Nufud memanjang 140 mil dari utara keselatandan 180 mil dari timur ke barat. Oasedanmataairsangat
2. jarang,tiupananginaseringkalimenimbulkankabutdebuyangmengakibatkandaerahinisukarditempuh.
3. Sahara Selatan disebut al-u'ul Khali yang membentang danmenyambung saharaLangitkearahtimursampaiselatanPersia. HampirseluruhnyamerupakandaratanKeras, tandusdanpasirbergelombang.
4. Sahara Harrat suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikanTerbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar di keluasan Sahara ini, seluruhnya Mencapai 29 buah.
Kondisi alam/tanah adalah:
• Kering dan tandus, kalaupun ada air hanyalah Oase atau Mata Air ini.
• Menyebabkan penduduknya suka berpindah-pindah (Nomaden) dari satu wilayah ke wilayah lain, oleh para ahli mereka disebut suku Badui.
• Dari segi pekerjaan mereka umumnya bekerja menggembalakan kambing dan binatang ternak lainnya.
Sementara wilayahbagianPesisir, yaitu terdiri wi¬layah pesisirLautMerah, SamuderaHindiadanTeluk Persi, sehinggakondisitanahnya :
• Sangat subur, di tempat ini banyak dilakukan usaha perta¬nian.
• Di samping itu juga dilakukan usaha perdagangan.
• Penduduknyamenetapdansangatpadat.
Penduduknya pada masa ini adalah diantara 12 dengan 14 juta.
B. ARAB PRA ISLAM
Haruslah kita ketahui walaupun agak sedikit keadaan bangsa Arab sebelum datang agama Islam, karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula menerima agama Islam. Sebelum datang agama Islam, mereka telah mempunyai berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan-peraturan hidup.
Jadinya agama baru ini datang kepada bangsa yang bukan bangsa baru. Maka bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-peraturan Islam dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum Islam. Kemudian terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-pertarungan ini baru dapat kita dalami, kalau pada kita telah ada pengetahuan dan pengalaman sekedarnya, tentang kehidupan bangsa Arab, sebelum datangnya agama Islam.
Cara semacam ini perlu juga kita pakai, bilamana kita hendak memperkatakan masuknya agama Islam ke Indonesia, Mesir atau Siria. Kita harus mengetahui sekedarnya keadaan negeri-negeri ini sebelum datangnya agama Islam, karena pengetahuan kita tentanghal itu akan menolong kita untuk mengenal dengan jelas, betapa caranya masing-masing negeri ini menyambut kedatangan agama Islam.
Bagsa Arab seperti yang akan kita terangkan nanti, terbagi atas dua bahagian, yaitu: penduduk gurun pasir dan penduduk negeri.
Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalh yang dimulai dari kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam. Adapun yang sebelum itu tidaklah dapat diketahui. Yang demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk padang pasiritu terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang selalu berperang-perangan. Peperangan-peperangan itu pada asal mulanya ditimbulkan oleh keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat sajalah yang berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang-padang rumput tempat menggembalakan binatang ternak. Adapun si lemah, dia hanya berhak mati atau jadi budak.
Peperangan-peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga; karena itu mereka tidakmempunyai waktu dan kesempatan lagi untuk memikirkan kebudayaan. Dan bilamana di antara mereka dapat bekerja, mencipta dan menegakkan suatu kebudayaan, datanglah orang lain memerangi dan meruntuhkannya.
Dan lagi, mereka buta huruf. Oleh karena itu sejarah dan kehidupan mereka tiadalah dituliskan.
Jadi, tidak ada bengunan-bangunan yang dapat melukiskan sejarah mereka; dan tidak ada pula tulisan-tulisan yang dapat menjelaskan sejarah itu. Adapun yang sampai kepada kita tentang orang-orang jaman dahulu itu, adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah mereka, muali dari masa seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat kita ketahui dengan perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari perawi-perawi.
Adapun sejarah bangsa Arab penduduk negeri, Adalah lebih jelas. Negeri-negeri mereka ialah: Jazirah Arab bahagian selatan, kerajaan Hirah dan Ghassan, dan beberapa kota ditanah Hejaz.
C. SISTEM SOSIAL-BUDAYA ARAB PRA-ISLAM
Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman yang terkenal subur. Wajar saja bila dunia tidak tertarik, negara yang akan bersahabat pun tidak merasa akan mendapat keuntungan dan pihak penjajah juga tidak punya kepentingan. Sebagai imbasnya, mereka yang hidup di daerah itu menjalani hidup dengan cara pindah dari suatu tempat ke tempat lain.
betah tinggal menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara selalu, berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu. Seperti juga di tempat-tempat lain, di sini pun [Tihama, Hijaz, Najd, dan sepanjang dataran luas yang meliputi negeri-negeri Arab] dasar hidup pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu pindah dan pengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga, dan kebebasan kabilah yang penuh.
Keadaan itu menjadikan loyalitas mereka terhadap kabilah di atas segalanya. Seperti halnya sebagian penduduk di pelosok desa di Indonesia yang lebih menjunjung tinggi harga diri, keberanian, tekun, kasar, minim pendidikan dan wawasan, sulit diatur, menjamu tamu dan tolong-menolong dibanding penduduk kota, orang Arab juga begitu sehingga wajar saja bila ikatan sosial dengan kabilah lain dan kebudayaan mereka lebih rendah. Ciri-ciri ini merupakan fenomena universal yang berlaku di setiap tempat dan waktu. Bila sesama kabilah mereka loyal karena masih kerabat sendiri, maka berbeda dengan antar kabilah. Interaksi antar kabilah tidak menganut konsep kesetaraan; yang kuat di atas dan yang lemah di bawah. Ini tercermin, misalnya, dari tatanan rumah di Mekah kala itu. Rumah-rumah Quraysh sebagai suku penguasa dan terhormat paling dekat dengan Ka’bah lalu di belakang mereka menyusul pula rumah-rumah kabilah yang agak kurang penting kedudukannya dan diikuti oleh yang lebih rendah lagi, sampai kepada tempat-tempat tinggal kaum budak dan sebangsa kaum gelandangan. Semua itu bukan berarti mereka tidak mempunyai kebudayaan sama-sekali.
Sebagai lalu lintas perdagangan penting terutama Mekah yang merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, baik karena meluasnya pengaruh perdagangannya ke Persia dan Bizantium di sebelah selatan dan Yaman di sebelah utara atau karena pasar-pasar perdagangannya yang merupakan yang terpenting di Jazirah Arab karena begitu banyaknya, yaitu Ukāẓ, Majnah, dan Dzū al-Majāz yang menjadikannya kaya dan tempat bertemunya aliran-aliran kebudayaan. Mekah merupakan pusat peradaban kecil. Bahkan masa Jahiliah bukan masa kebodohan dan kemunduran seperti ilustrasi para sejarahwan, tetapi ia merupakan masa-masa peradaban tinggi. Kebudayaan sebelah utara sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi. Bila peradaban di suatu tempat melemah, maka ia kuat di tempat yang lain. Ma’īn yang mempunyai hubungan dengan Wādī al-Rāfidīn dan Syam, Saba` (955-115 SM), Anbāṭ (400-105 SM) yang mempunyai hubungan erat dengan kebudayaan Helenisme, Tadmur yang mempunyai hubungan dengan kebudayaan Persia dan Bizantium, Ḥimyar, al-Munādharah sekutu Persia, Ghassan sekutu Rumawi, dan penduduk Mekah yang berhubungan dengan bermacam-macam penjuru.
Fakta di atas menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang tersebar luas di antara kita perlu diluruskan agar tidak terulang kembali salah pengertian. Pengertian yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan kemunduran, tetapi masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan minimnya moralitas. Pencapaian mereka membuktikan luasnya interaksi dan wawasan mereka kala itu, seperti bendungan Ma’rib yang dibangun oleh kerajaan Saba`, bangunan-bangunan megah kerajaan Ḥimyar, ilmu politik dan ekonomi yang terwujud dalam eksistensi kerajaan dan perdagangan, dan syi’ir-syi’ir Arab yang menggugah. Sebagian syi’ir terbaik mereka dipajang di Ka’bah. Memang persoalan apakah orang Arab bisa menulis atau membaca masih diperdebatkan.
Tetapi fakta tersebut menunjukkan adanya orang yang bisa mambaca dan menulis, meski tidak semuanya. Mereka mengadu ketangkasan dalam berpuisi, bahkan hingga Islam datang tradisi ini tetap ada. Bahkan al-Quran diturunkan untuk menantang mereka membuat seindah mungkin kalimat Arab yang menunjukkan bahwa kelebihan mereka dalam bidang sastra bukan main-main, karena tidak mungkin suautu mukjizat ada kecuali untuk membungkam hal-hal yang dianggap luar biasa.
D. SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN
1. Kondisi Politik
Bangsa Arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri. Satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional. Yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah. Dasar hubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah. Rasa asyabiyah (kesukuan) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bila mana terjadi salah seorang di antara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “ Tolong saudaramu, baik dia menganiaya atau dianiaya “.
Pada hakikatnya kabilah-kabilah ini mempunyai pemuka-pemuka yang memimpin kabilahnya masing-masing. Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas eksistensi politiknya adalah kesatuan fanatisme, adanya manfaat secara timbal balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah.
Kedudukan pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja. Anggota kabilah harus mentaati pendapat atau keputusan pemimpin kabilah. Baik itu seruan damai ataupun perang. Dia mempunyai kewenangan hukum dan otoritas pendapat, seperti layaknya pemimpin dictator yang perkasa. Sehingga adakalanya jika seorang pemimpin murka, sekian ribu mata pedang ikut bicara, tanpa perlu bertanya apa yang membuat pemimpin kabilah itu murka.
Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator. Banyak hak yang terabaikan. Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya. Sedangkan rakyat dengan kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi. Rakyat hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
Kadang persaingan untuk mendapatkan kursi pemimpin yang memakai sistem keturunan paman kerap membuat mereka bersikap lemah lembut, manis dihadapan orang banyak, seperti bermurah hati, menjamu tamu, menjaga kehormatan, memperlihatkan keberanian, membela diri dari serangan orang lain, hingga tak jarang mereka mencari-cari orang yang siap memberikan sanjungan dan pujian tatkala berada dihadapan orang banyak, terlebih lagi para penyair yang memang menjadi penyambung lidah setiap kabilah pada masa itu, hingga kedudukan para penyair itu sama dengan kedudukan orang-orang yang sedang bersaing mencari simpati.
2. Kondisi Masyarakat
Dikalangan Bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat. Yang kondisinya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hubungan seorang keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah. Jika seorang ingin dipuji dan menjadi terpandang dimata bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita.
Karena jika seorang wanita menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika wanita itu mau maka dia bisa menyulutkan api peperangan dan pertempuran diantara mereka. Sekalipun begitu, seorang laki-laki tetap dianggap sebagai pemimpin ditengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita.
Begitulah gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan, sedangkan kelas masyarakat lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan wanita.
Para wanita dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan yang lebih dalam pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa bercampur dengan lima orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan hubungan poliandri. Perzinahan mewarnai setiap lapisan masyarakat. Semasa itu, perzinahan tidak dianggap aib yang mengotori keturunan.
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, seperti :
1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut wanita pelacur.
3. Pernikahan Istibdha’, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil. Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.
4. Laki-laki dan wanita bisa saling berhimpun dalam berbagai medan peperangan. Untuk pihak yang menang, bisa menawan wanita dari pihak yang kalah dan menghalalkannya menurut kemauannya.
Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki yang diluar kewajaran. Diantara kebiasaan yang sudah dikenal akrab pada masa jahiliyah ialah poligami tanpa da batasan maksimal, berapapun banyaknya istri yang dikehendaki. Bahkan mereka bisa menikahi janda bapaknya, entah karena dicerai atau karena ditinggal mati. Hak perceraian ada ditangan kaum laki-laki tanpa ada batasannya.
Perzinahan mewarnai setiap lapisan mayarakat, tidak hanya terjadi di lapisan tertentu atau golongan tertentu. Kecuali hanya sebagian kecil dari kaum laki-laki dan wanita yang memang masih memiliki keagungan jiwa.
Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar. Disini kami tidak bisa menggambarkannya secara detail kecuali dengan ungkapan-ungkapan yang keji, buruk, dan menjijikkan.
Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati. Hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat dibutuhkan untuk menghadang serangan musuh.
E. SISTEM KEPERCAYAAN DAN KEBUDAYAAN
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim Alaihis-Salam yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya.
Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani Khuza’ah). Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani.
Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam menyembah berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Pada saat itu, ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka ditempat-tempat tertentu, seperti :
1. Manat, mereka tempatkan di Musyallal ditepi laut merah dekat Qudaid.
2. Lata, mereka tempatkan di Tha’if.
3. Uzza, mereka tempatkan di Wady Nakhlah.
Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran disetiap tempat di Hijaz. Yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.
Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti :
Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo’a untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan bersujud dihadapannya.
Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.
Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.
Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan mereka kepada-Nya, serta memberikan manfaat di sisi-Nya.
Selain itu, Orang-orang Arab juga mempercayai dengan pengundian nasib dengan anak panah dihadapan berhala Hubal. Mereka juga percaya kepada perkataan Peramal, Orang Pintar dan Ahli Nujum.
Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan Ramalan Nasib Sial dengan sesuatu. Ada juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh, jiwanya tidak tentram jika dendamnya belum dibalaskan, ruh nya bisa menjadi burung hantu yang berterbangan di padang seraya berkata,”Berilah aku minum, berilah aku minum”!jika dendamnya sudah dibalaskan, maka ruh nya akan menjadi tentram.
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.
Semua gambaran agama dan kebiasaan ini adalah syirik dan penyembahan terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari , keyakinan terhadap hayalan dan khurafat selalu menyelimuti kehidupan mereka. Begitulah agama dan kebiasaan mayoritas bangsa Arab masa itu. Sementara sebelum itu sudah ada agama Yahudi, Masehi, Majusi, dan Shabi’ah yang masuk kedalam masyarakat Arab. Tetapi itu hanya sebagian kecil oleh penduduk Arab. Karena kemusyrikan dan penyesatan aqidah terlalu berkembang pesat.
Itulah agama-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan islam. Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang musyrik yang mengaku pada agama Ibrahim, justru keadaannya jauh sama sekali dari perintah dan larangan syari’at Ibrahim. Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan tentang akhlak yang mulia. Kedurhakaan mereka tak terhitung banyaknya, dan seiring dengan perjalanan waktu, mereka berubah menjadi para paganis (penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan yang menggambarakan berbagai macam khurafat dalam kehidupan agama, kemudian mengimbas kekehidupan social, politik dan agama.
Sedangkan orang-orang Yahudi, berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong. Pemimpin-pemimpin mereka menjadi sesembahan selain Allah. Para pemimpin inilah yang membuat hukum ditengah manusia dan menghisab mereka menurut kehendak yang terbetik didalam hati mereka. Ambisi mereka hanya tertuju kepada kekayaan dan kedudukan, sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan Allah kepada mereka, dan yang semua orang dianjurkan untuk mensucikannya.
Sedangkan agama Nasrani berubah menjadi agama paganisme yang sulit dipahami dan menimbulkan pencampuradukkan antara Allah dan Manusia. Kalaupun ada bangsa Arab yang memeluk agama ini, maka tidak ada pengaruh yang berarti. Karena ajaran-ajarannya jauh dari model kehidupan yang mereka jalani, dan yang tidak mungkin mereka tinggalkan.
Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa
Kondisi Perekonomian
Perdagangan merupakan unsur penting dalam perekonomian masyarakat Arab pra Islam. Mereka telah lama mengenal perdagangan bukan saja dengan orang Arab, tetapi juga dengan non-Arab. Kemajuan perdagangan bangsa Arab pra Islam dimungkinkan antara lain karena pertanian yang telah maju. Kemajuan ini ditandai dengan adanya kegiatan ekspor-impor yang mereka lakukan. Para pedagang Arab selatan dan Yaman pada 200 tahun menjelang Islam lahir telah mengadakan transaksi dengan Hindia, Afrika, dan Persia. Komoditas ekspor Arab selatan dan Yaman adalah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi, kulit binatang, buah kismis, dan anggur. Sedangkan yang mereka impor dari Afrika adalah kayu, logam, budak; dari Hindia adalah gading, sutra, pakaian dan pedang; dari Persia adalah intan. Data ini menunjukkan bahwa perdagangan merupakan urat nadi perekonomian yang sangat penting sehingga kebijakan politik yang dilakukan memang dalam rangka mengamankan jalur perdagangan ini.
Faktor-faktor yang mendorong kemajuan perdagangan Arab pra Islam sebagaimana dikemukakan Burhan al-Di>n Dallu adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan produksi lokal serta kemajuan aspek pertanian.
2. Adanya anggapan bahwa pedagang merupakan profesi yang paling bergengsi.
3. Terjalinnya suku-suku ke dalam politik dan perjanjian perdagangan lokal maupun regional antara pembesar Hijaz di satu pihak dengan penguasa Syam, Persia dan Ethiopia di pihak lain.
4. Letak geografis Hijaz yang sangat strategis di jazi>rah Arab.
5. Mundurnya perekonomian dua imperium besar, Byzantium dan Sasaniah, karena keduanya terlibat peperangan terus menerus.
6. Jatuhnya Arab selatan dan Yaman secara politis ke tangan orang Ethiopia pada tahun 535 Masehi dan kemudian ke tangan Persia pada tahun 257 M.
7. Dibangunnya pasar lokal dan pasa musiman di Hijaz, seperti Ukaz, Majna, Zu al-Majaz, pasar bani Qainuna, Dumat al-Jandal, Yamamah dan pasar Wahat.
8. Terblokadenya lalu lintas perdagangan Byzantium di utara Hijaz dan laut merah.
9. Terisolasinya perdagangan orang Ethiopia di laut merah karena diblokade tentara Yaman pada tahun 575 M. Data-data yang dikemukakan Dallu menunjukkan bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan dalam konteks kehidupan masyarakat Arab pra Islam. Kehidupan politik Byzantium dan Sasaniah turut memberikan sumbangan dalam memajukan proses perdagangan yang berlangsung di Hijaz, karena kedua kerajaan ini sangat berkepentingan terhadap jalur perdagangan ini.
Di lain sisi, Mekkah di mana terdapat ka’bah yang pada waktu itu sebagai pusat kegiatan Agama, telah menjadi jalur perdagangan internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya yang sangat strategis karena terletak di persimpangan jalan yang menghubungkan jalur perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria, dari Abysinia ke Irak. Pada mulanya Mekkah didirikan sebagai pusat perdagangan lokal di samping juga pusat kegiatan agama. Karena Mekkah merupakan tempat suci, maka para pengunjung merasa terjamin keamanan jiwanya dan mereka harus menghentikan segala permusuhan selama masih berada di daerah tersebut. Untuk menjamin keamanan dalam perjalanan suatu sistem keamanan di bulan-bulan suci, ditetapkan oleh suku-suku yang ada di sekitarnya. Keberhasilan sistem ini mengakibatkan berkembangnya perdagangan yang pada gilirannya menyebabkan munculnya tempat-tempat perdagangan baru.
Dengan posisi Mekkah yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan bertaraf internasional, komoditas-komoditas yang diperdagangkan tentu saja barang-barang mewah seperti emas, perak, sutra, rempah-rempah, minyak wangi, kemenyan, dan lain-lain. Walaupun kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah pada mulanya para pedagang Quraish merupakan pedagang eceran, tetapi dalam perkembangan selanjutnya orang-orang Mekkah memperoleh sukses besar, sehingga mereka menjadi pengusaha di berbagai bidang bisnis.
F. KOTA-KOTA BERKAITAN DENGAN SEJARAH RASULULLAH SAW
Di Jazirah Arab terdapat beberapa kota besar yang ada kaitanya dengan sejarah Rasulullahsaw. Kota-kota tersebut adalah.
Makkah
Makkah adalah kota suci bagi umat islam se-dunia. Kota makkah lebih dikenal dengan “Makkah al-Mukarrohmah”, artinya kota makah yang dimuliakan. Di kota ini terdapat bangunan Ka’bah yang dijadikan kiblat shalat umat islam di dunia. Bahkan kota ini disebut juga “Tanah Haram”. Mengapa kota ini disebut tanah haram? Disebut “tanah Haram”, karena kota makkah tidak boleh dimasuki oleh orang-orang yang bukan beragama islam. Kira-kira 12 kilometer sebelum memasuki kota makkah terdapat pemberitahuan dan batas bahwa tidak dibenarkan orang yang bukan beragama islam masuk ke makkah. Orang-orang yang bukan beragama islam pun telah memakluminya dan mereka juga menghormati peraturan tersebut.
Kota makkah adalah salah satu kota yang ada di Jazirah Arab. Kota makkah dahulunya didirikan oleh Nabi ibrahim dan putranya Nabi ismail, yang meninggalkan sebuah bangunan sejarah yaitu Ka’bah yang sekarang dan selamanya dijadikan kiblat semua umat islam. Dan di tempat ini juga dijadikan sebagai untuk orang-orang yang beribadah haji untuk melakukan tawaf. Disekililing ka’bah terdapat Masjidil Haram, artinya masjid yang mulia, disebelah ka’bah terdapat sebuah air yaitu yang disebut dengan air ”Zam-zam” artinya tidak pernah surut.
Di kotah makkah merupakan tempat kelhiran nabi Muhammad saw. Dan disekitar makkah ini terdapat tempat-tempat yang bersejarah antara lain:
1. Gua Hira’, berada di jabal Nur, kurang lebih 6km sebelah utara Masjidil Haram dan ditempat ini pula Rasulullah saw. Pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT.
2. Jabal Sur, berda di sebelah selatan Masidil Haram kurang lebih 6km dan ditempat ini pula nabi Muhammad saw.dan sayidina Abu Bakar as-Siddiq bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
3. Jabal Rahma, berada di padang Arafah. Dan ditempat ini pula Allah SWT. Mempertemukan Nabi Adam dengan Ibu Hawa, setelah berpisah selama seratus tahun lamanya sesudah diturunkan oleh Allah SWT dari surga.
Madinah
Madinah merupakan kota suci yang kedua bagi umat islam setelah kota Makkah al-Mukarromah. Semula kota ini bernama Yasrib. Setelah Nabi Muhammad saw. Bersama para sahabatnya hijrah ke madinah, nama Yasrib tersebut diganti dengan nama Madinatul Munawwarah, artinya kota yang disinari atau kota yang bercahaya. Di kota inilah Nabi Muhammad mengembangkan agama islam dan disebar luaskan.
Di Madinah dan sekitarnya terdapat tempat bersejarah antara lain:
1. Masjid Nabawi : ditempat ini terdapat sebuah makam Nabi Muhammad dan dua sahabatnya yaitu Abu Bakar as-Siddiq dan ‘Umar bin Khattab.
2. Jabal Uhud yaitu sebuah gunung yang diberinama gunung uhud, ditempat ini dahulu pernah terjadi peperangan sengit antara kaum muslimin dengan kaum kafir makkah. Dalam peperangan ini terdapat 70 orang syhuda yang gugur. Perang uhud terjadi pada tahun ke-3 Hijriah.
3. Masjid Quba, adalah masjid yang pertama kali didirikan Rasulullah saw. Setelah hijrah ke Madina.
4. Khandaq(parit), berada di sebelah utara kota Madinah. Ditempat ini pernah terjadi perang besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir makkah dan sekutunya, dan perang ini diberi nama dengan perang khandaq(parit) karena Rasulullah memerintah untuk membuat parit disekelilingnya untuk memlindungi kaum muslimin dari serangan dan perang ini terjadi paada tahun ke-5 Hijriah.
5. Makam Baqi’, tempat ini merupakan tempat pemakaman kurang lebih 1000 sahabat Rasulullah saw. Dan diantaranya adalah sahabat ‘Usman bin Affan dan para istri Rasulullah saw.
Taif
Kota Taif dan sekitarnya merupakan daerah yang paling subur dari pada kota makkah. Kota ini mempunyai nilai sejarah yang penting, yaitu ketika Rasulullah saw. Diusir oleh pemuda-pemuda kabilah Bani saqif. Beliau dicemooh,dikejar-kejar,dan sampai-sampai dilempari batu. Beliau sangat sedih pada waktu itu, tetapi beliau tetap sabar dan tawakal kepada Allah SWT.
Mina
Kota Mina berada di sekitar kota makkah kurang lebih 5km, di tempat inilah Nabi Ibrahim as diuji ketakwaanya oleh Allah SWT agar menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail, namun ketika menyembelih Nabi Ismail, Allah SWT telah menggantinya dengan seekor domba. Dan pada waktu itu pula di perintahkan syariatkan kepada umat islam untuk berqurban. Dan di kota ini pula terdapat dimana para jamaah haji melontar jumrah Ula,Wusta,dan Aqobah yang dilaksanakan pada tanggal 10,11,12 dan 13 Dzulhijjah.
Arafah
Arafah berupa padang pasir yang luas, dan berada disebelah utara kota makkah. Di tempat ini Nabi Adam dan Ibu Hawa dipertemukan kembali setelah diturunkan dari surga. Padang Arafah merupakan tempat untuk melakukan wukuf bagi para jamaah haji. Wukuf yaitu tinggal sementara di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Selama di Arafah, umat islam dianjurkan berdoa karena segala doa akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dan dipadang Arafa ini terdapat Jabal Rahma dimana Nabi Muhammad berdoa ketika melakukan haji Wada’
3. Negara/Kerajaan di sekitar Jazirah Arab
Sebelum datangnya islam, Jazirah Arab telh memiliki jalur-jalur hubungan perdagangan dengan negara-negara luar. Orang-orang Arab, terutama orang-orang suku Quraisy terkenal dengan keahliannya di bidang perdagangan. Karena adanya hubungan perdagangan dengan negara luar itu, maka dapat menimbulkan terjadinya hubungan sosial yang terjalin dengan baik. Daerah- daerah penting yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara Arab itu antara lain:
a. Syam(Syiria)
Negara Syam terletak di sebelah utara negeri Arab. Negeri Syam meliputi Palestina,Yordania,dan Suriah. Negeri Syam dikenal sebagai daerah pusat perdagangan yang ramai. Para pedagang dari persia,syiria,dan negeri-negeri Jazirah Arab lainya bertemu di Syam.
Ketika berumur 12 tahun Nabi Muhammad saw. Pernah berdagang ke Syam bersama pamannya Abu Thalib. Negeri syam sejak dulu terkenal sebagai tempak dakwah para nabi dan rasul, diantaranya adalah Nabi Nuh dan Nabi Musa.
b. Bahrain dan Persia
Bahrain dan Persia terletak disebelah timur negara Arab yang menghubungkan jalur perdagangan sebelah barat dengan timur, juga menghubungkan perdagangan dengan negara-negara di sebelah utara dan selatan. Sebagian barang-barang dagangan dari Syam dan Yaman yang mereka bawa ke Bahrain dan Persia. Barang-barang dagangan yang mereka bawa dari Bahrain dan Persia ini yang terpenting adalah mutiara yang biasanya diambil dari Teluk Persia. Negara Persia adalah tempat kelahiran Nabi Ibrahim. Karena dikejar-kejar oleh raja Namrud, akhirnya hijrah ke Syiria untuk melanjutkan dakwahnya. Persia terbagi menjadi 3 negara, yaitu Irak,Iran, dan Kuwait. Negara-negara tersebut dikenal sebagai negara penghasil minyak.
c. Sundan dan Habsyi (Ethopia)
Negara Sundan dan Habsyi berada di sebelah selatan negara Arab. Barang-barang yang mereka beli dari Bahrain dan Persia mereka jual ke pasar-pasar di dua negara itu. Dari Sundan dan Habsyi mereka membawa rempah-rempah. Menjalin hubungan perdagangan dengan negara-negara sekitarnya, bangsa Arab dapat mempelajari kemajuan-kemajuan negara yang mereka singgahi.
d. Yaman dan OmanKedua negara ini berada disebelah selatan negara Arab. Dari negara Yaman, terutama kota San’a kafilah-kafilah bangsa Arab membawa barang-barang dagangan seperti minyak wangi,kemenyan,kain sutra,barang logam,kulit, dan rempah-rempah. Barang-barang dagangan tersebut kemudian dibawa ke kota-kota besar di negara Syam (Syiria), sebagai dijual ke pasar-pasar kota makkah seperti di pasar Ukaz
C. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Arab Pra Islam
1. Keadaan Ekonomi Masyarakat Arab.
Bangsa Arab jahiliyah, tinggal di kota dan di pendesaan. Penduduk yang tinggal di kota disebut suku Hadary, artinya penduduk yang menetap di kota. Mata pencaharian mereka berdagang. Sedangkan penduduk pendesaan disebut suku Badui yang suka berpindah-pindah tempat. Golongan penduduk inilah yang terbesar jumlahnya dibandingkan dengan penduduk lainnya. Mata pencaharian mereka adalah bertani dan berternak.
Secara garis besar, mata pencaharian atau pekerjaan masyarakat Arab jahiliyah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu perdagangan,pertanian, dan perternakan.
a. Perdagangan
Suku Arab yang tinggal di kota seperti makkah dan madinah, mayoritas bekerja sebagai pedagang. Perdagangan di kota makkah dan madinah pada zaman jahiliyah sudah sangat maju. Mereka berdagang bahkan sampia ke luar negeri. Mereka melakukanperjalanan dagang dengan jalan kaki,naik unta atau naik kuda. Negara tujuan mereka adalah Syam (Syiria), Yaman,Persia,Habsy, dan Mesir.
Barang dagangan yang mereka bawa antara lain kemenyan,kain sutra,barang logam,kulit,dan minyak wangi dan setelah kembali berdagang disana mereka membawa gandum,minyak zaitun,beras,jagung,dan pakain untuk dijual lagi di kota makkah dan madinah. Pusat perdagangan yang terkenal di makkah adalah pasar Ukaz yang terletek di dekat ka’bah, pasar Dzil Majad, dan pasar Majnah
b. Pertanian
Tanah sebagian di Arab berupa padang pasir yang sangat luas, panas dan gersang tetapi juga terdapat lahan yang subur yang terletak di lembah-lembah yang terdap mata air(oase) dan sering turun hujan.
Tanah pertanian yang utama terdapat di daerah Thaif. Hasil pertanian mereka antara lain sayur dan buah-buahan. Hasi pertanian itu kemudian dijual ke kota-kota seperti makah dan madinah.
c. Perternakan.
Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai peternak adalah suku Arab pendalaman yang disebut Badui. Jenis binatang yang dipelihara adalah domba dan unta
Dalam menggembala hewan-hewan ternaknya, mereka harus hidup berpindah-pindah untuk mencari oase(tanah yang subur yang memiliki rumput-rumput yang hijau) sebagai makanan hewan ternaknya. Hasil yang mereka peroleh dari peternakan itu adalah susu,daging,dan kulit untuk pakaian atau menjual sebagian ternaknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Cara perdagangan yang dilakukan Msyarakat Arab
Masyarakat Arab dikenal sebagai bangsa pedagang. Mereka berdagang hingga keluar keluar Jazirah Arab, misalnya negeri Mesir,Syiria,Sundan,Oman, dan sebagainya. Tata cara berdagang bangsa Arab adalah sebagai berikut
a. Pengelompokkan perjalanan perdagangan
Empat putra Abdi Manaf /pemimpin dan penguasa suku Quraisy (kakek moyang Nabi Muhammad saw.) yang ditunjuk memimpin perjalanan besar pedagang (khafilah), yaitu
1. Hasyim,memimpin ke negeri Syam(Syiria)
2. Abdus Syam,memimpin khaifilah ke negeri Habasiyah(Ethopia)
3. Abdul Muttalib(kakek Nabi Muhammad saw.)memimpin kafilah ke negeri Yaman
4. Naufal,memimpin perjalanan kafilah ke negeri Persia
b. Perdagangan dilakuakan dengan cara berombongan(kafilah)
Masyarakat Arab, terutama suku Quraisy dikenal sebagai pedagang yang tangguh. Mereka sering mengadakan perjalanan peerdagangan ke luar negeri dengan rombongan besar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan, baik ketika dalam perjalanan maupun setelah sampai di tempat tujuan.
c. Cara pengaturan waktu perjalanan perdagangan
Ada dua musim perjalanan yang dilakukan oleh bangsa Quraisy, yaitu musim panas dan musim dingin. Perjalanan musim panas digunakan untuk perjalanan dagang ke negeri Syam, sedangkan pada musim dingin untuk perjalanan kenegri Yaman.
d. Kerjasama dengan cara bagi hasil
Kerjasama bagi hasil yaitu kerjasama dalam mencari keuntungan yang dilakukan oleh dua orang. Pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai orang yang menjalankan modal tersebut. Baik modal itu berupa uang atau barang.
BAB III
KESIMPULAN
Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Akan tetapi, jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang terlapas dari nilai-nilai ajaran Agama, wlaupun masyarakatnya menganut agama.
Politik dan Pemerintahan
Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing, bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh jazirah Arab. Kerjaan –kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab bahagian selatan umumnya berdaulat atas wilyah mereka yang sepit dan sebatas masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku diperintah oleh seorang Syaikh, yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut
Sosial Kemasyarakatan
masyarakat Arab se belum Islam adalah masyarakat feodal dan sudah mengenal sistem perbudakan. Sistem kekerabatanya adalah sistemk partilinial (Patriarchat-agnatic), yaitu hubungan kekerabatan yang berdasarkan garis keturunan bapak. Wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam masyarakat. Bahkan tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa malu dan hina mereka kuburkan hidup-hidup, seperti yang dinyatakan dalam ayat Al-qur'an suran An-Nahal Ayat 58-59.
Ekonomi dan Perdagangan
terikat oleh keadaan geografis alam yang tandus kering dan gersang, maka pada umumnya kehidupan orang Arab sebelum Islam bersumber dari kegiatan perdagangan dan peternakan terkenalah beberapa kota di Hijaaz sebagai pusat perdagangan, seperti Mekkah, madinah, yaman dan lain-lainya.
agama dan kepercayaan
Mayoritas bangsa Arab sebelum Islam menganut kepercayaan yang menyembah berhala atau patung atau benda-benda lain yang dianggap mempunyai kekuatan gaib, seperti batu, pohon kayu, binatang dan sebagainya. Oleh karena itu, dikalangan mereka terdapat beberapa nama tuhan yang disembah seperti Uzza, Mana, Lata dan Hubal. Hubal adalah tuhan orang-orang keturunan suku Quraisy. Berhala ini berbentuk manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ami>n, Ahmad. Fajr al-Isla>m. Kairo: Maktabah Najdah al-Mis}riyyah, 1975.
A’z}amī, M.M. al-. Sejarah Teks al-Quran dari Wahyu sampai Kompilasi. Jakarta: Gema Insani, 2005.
Dallu, Burhan al-Di>n. Jazi>rat al-‘Arab Qabl al-Isla>m. Beirut: t.p, 1989.
Dawrī, ‘Abd al-‘Azīz al-. Muqaddimah fī Ta>rīkh Ṣadr al-Isla>m. Beirut: Markaz Dirāsah al-Waḥdah al-‘Arabīyah, 2007.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar