Rabu, 09 Juli 2014
B.INDO TUGAS UAS(VENA VULVENA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adalah kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya.Kita pun juga menjumpai orang-orang yang boros sekali dalam memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.Oleh karena itu agar tidak terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar akan hal itu, berarti semakin banyak kata yang kita kuasai, semakin banyak pula ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka di sini akan di jelaskan beberapa masalah yaitu:
1.Apa yang di maksud dengan kata?
2.Apa yang di maksud dengan bahasa baku dan non baku?
3.Apa yang di maksud dengan kata?
4.Apa yang di maksud dengan kalimat ?
5.Apa yang di maksud dengan karangan?
6.Apa yang di maksud dengan ragam ilmiah?
7.Apa yang di maksud dengan penalaran deduktif dan induktif?
8.Apa yang di maksud dengan skripsi?
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN EJAAN
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD ) mengatur :
A. Pemakaian Huruf,
Kata Huruf Abjad
1) Huruf Vokal
2) Huruf Konsonan.
3) Huruf Diftong
4) Gabungan Huruf Konsonan.
5) Pemenggalan
2. CARA MEMBUAT RINGKASAN TEKS
Berikut ini bebrapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur :
A. Membaca naskah asli
Bacalah naskah asli agar dapat mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh.
B. Mencatat gagasan utama
C. mengadakan reproduksi
yaitu urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
Selain melakukan tiga hal diatas, juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
1) Menyusun kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2) Meringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Dan mengganti rangkaian gagasan yang panjang menjadi gagasan yang sentral.
3) Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada.
4) Mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah.
5) Menentukan panjang ringkasan.
Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yangn harus ditulisnya.
3. HURUF KAPITAL
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
B. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
4. gelar kehormatan
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
5.unsur nama jabatan
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu..
4. PENULISAN TANDA BACA
Pemakaian tanda baca memang dapat merepotkan, karena ketentuan penggunaannya sebanyak tanda baca tsb. Bahkan untuk bahasa Inggris ada satu buku terkenal yang dijadikan acuan penulisan tanda baca dan itu pun sudah berkali-kali direvisi mengikuti perkembangan zaman. Mulai saja dengan yang praktis agar terbiasa rapi dan tertib, yaitu pada hal-hal di bawah ini:
1. Tanda baca cukup ditulis sekali, bentuk seperti “!!!” atau “???” tidak baku dan tidak perlu. Kalimat yang dianggap penting disampaikan dengan cara lain, bukan dengan barisan tanda baca seperti itu.
2. Hampir semua tanda baca ditulis langsung setelah suatu kata diikuti oleh spasi. Contoh yang agak berbeda penulisan kurung buka “(” yang mengikuti awal kata yang diapit.
3. Penulisan elipsis (…) terdiri atas tiga titik berjejer. Beberapa aplikasi secara otomatis mengubah tiga-titik tsb. menjadi satu tanda khusus elipsis, karena sebenarnya elipsis tsb. memang satu tanda.
4. Penulisan “/” dan “-” tanpa spasi, contoh: pagi/siang/sore, laki-laki.
5. CARA MENYERAP KATA-KATA ASING
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh : Supermarket, Plaza, Mall.
2. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh : Pluralization → Pluralisasi, Acceptability → akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya : Overlap → tumpang tindih, Try out → uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh : Effective → berhasil guna, Spare parts → suku cadang
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
6. BAHASA BAKU DAN BAHASA NON BAKU
bahasa baku
Bahsa baku adalah bahsa standar(pokok)yang kebnaran dan ketepatanya telah di tentukan oleh negara.baku artinya bahsa tersebut tidak bisa berubah setiap saat.baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.dan punya pengertian bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan di gunakan oleh masyarakat pada suatu negara.bahasa baku atau standar itu harus di terima dan berterima bagi masyarakat bahasa.
Bahasa non baku
Bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku,dan di gunakan di lingkungan tidak resmi.ragam bahasa tidak baku di pakai pada situasi santai seperti dengan keluarga, teman,di pasar dan tulisan pribadi di buku harian.ragam bahasa tidak baku sama dengan bahasa tutur ,yaitu bahasa yang di pakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
7. CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU
Ciri-ciri bahasa baku adalah
1.Tidak terpengaruh bahasa daerah
2.Tidak di pengaruhi bahasa asing
3.Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari
4.Pemakaian imbuhannya secara eksplisit
5.Pemakaian yang sesuai kontek kalimat
6.Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
ciri-ciri bahasa tidak baku
1.Walaupun terkesanberbeda dengan bahasa baku ,namun mempunyai arti yang sama
2.Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman
3.Dapat terpengaruh bahasa asing
4.Di gunakan ada situasi santai/tidak resmi
8. PENGERTIAN KESALAHAN BERBAHASA
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak di inginkan.bentuk-bentuk tuturan meliputi kata ,kalimat,palgrafyang menyimpang dari sisitem kaidah bahasa indonesiabaku,serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah di tetapkan sebagimana yang telah di nyatakan.
9. PENGERTIAN DIKSI
Pengertian diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kat-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
10. BENTUK KATA
Proses pembentukan kata menghasilkan bentuk kata dasar, bentuk kata berimbuhan, bentuk kata ulang dan bentuk kata majemuk.Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata imbuhan. Perubahan kata imbuhan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (surfiks atau akhiran) kata. Kata Ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami pengulangan baik seluruh maupun sebagian. Sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk satu arti baru.
Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Kata dasar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kata verbal, nominal dan adjektiva.
1) Kata Verbal
Yang dimaksud dengan kata verbal ialah kata yang pada tataran klausa cenderung menduduki fungsi P (predikat) dan pada tataran frase dapat dinegatifkan oleh kata tidak. Contoh kata berdiri pada tataran klausa Ahmad berdiri (Ahmad sebagai S dan berdiri sebagai P), pada tataran frase dapat dinegatifkan oleh kata tidak pada tidak berdiri.
Berdasarkan kemungkinannya diikuti frase dengan sangat ….yang berfungsi sebagai keterangan cara kata verbal dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: (1) kata kerja, dan (2) kata sifat. Kata kerja ialah kata verbal yang dapat diikuti grase dengan sangat … sebagai keterangan cara.
2) Kata Nominal
Kata-kata yang dapat menduduki fungsi S, P, O dalam klausa, dan dalam tataran frase tidak dapat dinegatifkan oleh kata tidak, melainkan oleh kata bukan dapat diikuti oleh kata itu, dan dapat mengikuti kata di atau pada sebagai aksisinya.
Yang termasuk golongan kata nominal ialah kata benda dan kata ganti ialah kata nominal yang tidak menggantikan kata lain, sedangkan kata ganti ialah kata nominal yang menggantikan kata lain. Kata ganti dapat dibedakan lagi berdasarkan kata yang digantikannya yaitu kata ganti: (1) diri ialah kata ganti yang menggantikan nama, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, yang dapat dibedakan lagi menjadi kata ganti diri: pertama, kedua, ketiga. penunjuk ialah kata ganti yang dapat menggantikan nama, keadaan, dan suatu peristiwa atau perbuatan yaitu ini dan itu; tempat yaitu kata ganti yang menggantikan nama tempat, yaitu kata: sana, situ, dan sini.
3) Kata Adjektiva
Adjektiva adalah suatu kata yang sering muncul dalam bahasa tulis. Adjektiva memberikan informasi sifat terhadap nominal dan verbal yang umumnya mendahuluinya dalam suatu frase atau kalimat. Dalam kalimat Dia adalah gadis yang cantik misalnya adjektiva cantik bila diteliti lebih lanjut memiliki relativitas makna.
11. MACAM-MACAM JENIS KATA
1. Kata benda atau nomina
2 .Kata kerja atau verba
3. Kata sifat tau adjektiva
4..Kata ganti atau pronomina
5.Kata ketrerangan atau adverbia
6.Kata blangan atau numeralia
7.Kata sambung atau conjunctio
8.Kata depan atau preposetio
9.Kata sandang atau articula
10.Kata seru atau interjectio
11. Kata tugas
12.Kata berimbuhan
13.Kata ulang
14.Kata majemuk
12. MENCARI ARTI KATA DAN ISTILAH DALAM KAMUS
Salah satu fungsi kamus adalah sebagai acuan atau rujukan arti suatu kata. Berdasarkan cakupan pemakaiannya, kamus dibedakan atas kamus umum dan kamus istilah.
a. Kamus umum
Kamus ini memuat segala jenis kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Contohnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud).
b. Kamus istilah
Didalamnya hanya dimuat kata-kata atau istilah-istilah khusus, yang hanya berkaitan dengan satu bidang tertentu. Contohnya, kamus linguistik, kamus geografi, kamus istilah ekonomi, dan sebagainya.
13. JENIS MAKNA DALAM SEMANTIK
Jenis Makna
1. Makna Afektif
Makna afektif (inggris: affective meaning, belanda: affective betekenis) merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengaratau pembaca terhaddap penggunaan kata atau kalimat.
2. Makna Denotatif
Makna Denotatif (denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna polos, makna apa adanya. Sifatnya objektif.
3. Makna Deskriptif
Makna Deskriptif (descriptive meaning) yang biasa disebut pula makna kognitif (cognitive meaning) atau makna referensial (referential) adalah makna yang terkandung di dalam setiap kata.
4. Makna Ektensi
Makna ektensi (extensional meaning) adalah maksa yang mencakup semua ciri objek atau konsep
5. Makna emotif
Makna Emotif (emotive meaning) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai/terhadap apa yang difikirkan atau dirasakan 1962:261).
6. Makna Gereflekter
Makna Gereflekter (belanda:gereflecteerde betekenis)muncul dalam hal makna konseptual yang jamak, makna yang muncul akibat reaksi kita terhadap makna yang lain
7. Makna Gramatikal (gramatical meaning), atau makna fungsional (fungsional meaning), atau makna struktural (structural meaning), atau makna internal (internal meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat.
8. Makna Ideasional
Makna Ideasional (idetional meaning) adalah makna yang muncul akibat penggunaan kata yang memiliki konsep.
9. Makna Itensi
Makna Itensi (intentional meaning)adalah makna yang menekankan maksud pembicara
10. Makna Khusus
Makna Khusus adalah makna kata atau istilah yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu.
11. Makna Kiasan
Makna Kiasan (transfered meaning atau figurative meaning)adalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya
12. Makna kognitif
Makna Kognitif (cognitive meaning)atau makna deskriptif (descriptive meaning) atau makna referensial (referential meaning)biasanya dibedakan atas: (i)hubungan antara kata dan benda atau yang diacu, dan ini disebut ekstensi atau denotasi kata; (ii) hubungan antara kata dan karakteristik tertentu, dan ini disebut konotasi.
13. Makna Kolokasi
Makna Kolokasi (belanda:collocatieve betekenis) biasanya berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama
14. Makna Konotatif
Makna Konotatif (conotative maening) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca.
15. Makna Konseptual
Makna Konseptual (Belanda: conseptuele betekenis) disebut juga makna denotatif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi.
16. Makna Konstruksi
Makna Konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam suatu konstruksi kebahasaan.
17. Makna kontekstual
Makna Kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning)muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks.
18. Makna leksikal
Makna leksikal (lexical meaning) atau makna semantik (semantic meaning)adalah makna kata ketika kata itu berdiri sendiri.
19. Makna lokusi
Makna lokusi adalah makna yang terdapat di dalam ujaran ditambah dengan faktor-faktor yang turut melahirkan ujaran tersebut, misalnya faktor konteks.
20. Makna Luas
Makna Luas (extended meaning) menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.
21. Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca (cf, shipley,1962:261).
22. Makna Proposisional
Makna Proposisional adalah makna yang muncul apabila seseorang membatasi pengertiannya tentang sesuatu.
23. Makna Pusat
Makna Pusat adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di dalam konteks kalimat.
24. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata.
25. Makna Sempit
Makna sempit merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran.
26. Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa.
27. Makna Tekstual
Makna tekstual adalah makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keseluruhan.
28. Makna Tematis
Makna tematis (Belanda: thematische betekenis)akan dipahami setelah dikomunikasikan oleh pembicara atau penulis
29. Makna Umum
Makna umum (general meaning) adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau semuanya, tidak menyangkut yang khusus atau tertentu.
14. SELUK BELUK KALIMAT
A. Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik-turun, keras-lembut, disela-jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf berlatin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Pendapat lain mengatakan,’’kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik dan turun.’’
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Kalau dilihat dari hal predikat kalimat-kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu
1. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja, dan
2. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
B.pola kalimat
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + KBil : Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.
7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
C.Bagian- Bagian Kalimat
Bagian- bagian kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
D. Jenis-jenis Kalimat :
1. Kalimat berdasarkan pengucapan
2. Kalimat berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikalnya)
3. Kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
4. Kalimat berdasarkan unsur kalimat
5. Kalimat Berdasarkan Susunan Pola Subjek-Predikat
6. Kalimat berdasarkan bentuk gaya penyajiannya(retorikanya)
7. Kalimat berdasarkan subjeknya
8. Kalimat Mayor dan Minor
9. Kalimat Efektif
E. Kalimat Sederhana.
Kalimat sederhana merupakan kalimat yang strukturnya menjadi dasar struktur kalimat suatu bahasa . Kalimat itu ditandai oleh faktor kesesuaian bentuk makna, fungsi, kesederhanaan unsur, dan posisi atau urutan unsur. Menurut kesesuain bentuk maknanya., kalimat sederhana memiliki bentuk yang utuh atau legkap. Menurut fungsinya, kalimat sederhana adalah kalimat berita. Ditinjau dari segi kesederhanaannya, kalimat sederhana memiliki unsur-unsur minimal. Berdasarkan urutan unsur-unsurnya, posisi gatra-gatra kalimat sederhana berurutan menurut segi ketergantungan diantara sesamanya. Sifat ketergantungan ini ditentukan oleh struktur fungsionalnya: SP, SPO, SPK, SPOK.
f. Kalimat Luas.
Dalam praktik berbahasa yang sebenarnya kita seringkali tidak cukup hanya menggunakan kalimat dasar atau sederhana. Kita harus menggunakan kalimat yang di dalamnya terangkum banyak informasi. Kalimat yang di dalamnya terangkum lebih banyak informasi disebut kalimat luas
G.gatra kalimat
Kalimat adalah suatu urutan kata-kata yang mengandung maksud tertentu. Kata-kata di dalam kalimat ada yang menyendiri, ada yang berkelompok dengan kata lain. Masing-masing dari kelompok kata-kata disebut kesatuan sintaksis. Kata atau kelompok kata disebut dengan gatra. Gatra adalah kesatuan sintaksis di dalam kalimat yang dapat diubah-ubah letaknya tanpa mengubah arti kalimat tersebut. Gatra-gatra tersebut disebut
fungsi atau jabatannya. Fungsi-fungsi tersebut adalah subyek (S), predikat (P), dan keterangan (K).
H. Keterangan Kalimat
Berdasarkan maknanya keterangan dapat dibedakan atas :
a. Keterangan tempat, yaitu keterangan yang mengandung makna tempat. Keterangan tempat diawali oleh preposisi di, ke, dari (di) dalam
b. Keterangan waktu, yaitu keterangan yang mengandung makna waktu. Keterangan waktu diawali oleh preposisi pada, dalam, se-, sepanjang, selama, sebelum, sesudah. Selain itu ada keterangan waktu yang tidak diawali oleh preposisi, misalnya sekarang, besok, kemarin, nanti.
c. Keterangan alat, yaitu keterangan yang mengandung makna alat. Keterangan alat diawali oleh preposisi dengan dan tanpa.
d. Keterangan cara, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya, bermakna cara dalam melakukan kegiatan tertentu. Keterangan cara ditandai oleh preposisi dengan, secara, dengan cara, dengan jalan, tanpa.
e. Keterangan tujuan, yaitu keterangan yang dalam hubungan antar unsurnya mengandung makna tujuan. Keterangan tujuan ditandai oleh preposisi agar, supaya, untuk, bagi, demi.
f. Keterangan penyerta, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya yang membentuk makna penyerta.
g. Keterangan perbandingan, yaitu keterangan yang relasi antar unsurnya membentuk makna perbandingan. Keterangan perbandingan ditandai oleh preposisi seperti, bagaikan, laksana,
h. Keterangan sebab, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna sebab. Keterangan sebab dtandai oleh konjungtor sebab dan karena
i. Keterangan akibat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna akibat. Keterangan akibat ditandai oleh konjungtor sehingga dan akibatnya
j. Keterangan syarat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna syarat. Keterangan syarat ditandai oleh konjungtor jika dan apabila
k. Keterangan pengandaian, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna pengandaian. Keterangan pengandaian ditandai oleh konjungtor andaikata, seandainya dan andaikan
l. Keterangan atributif, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna penjelasan dari suatu nomina.
15. PENGERTIAN ALINEA
Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.
16. KOREKSI KESALAHAN KALIMAT
Kesalahan kalimat
a. Kesalahan intrernal
Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis sebagaimana tampak pada contoh berikut :
1. Dengan pemakaian pupuk urera pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertanian.
2. Kepada semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan.
Kedua kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak logis. Untuk membuktikan itu dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi setiap kalimat itu.
Pada kalimat (1) jika dipertanyakan dengan kalimat Apa yang menyuburkan tanaman?, jawaban tidak dapat dicari dalam kalimat itu. Barulah jawaban dapat ditemukan jika frasa dengan pemakaian dihilangkan sehingga kalimatnya menjadi Pupuk Urea Pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertanian.
Pada kalimat (2) jika dipertanyakan dengan kalimat siapa yang mendapatkan dua macam instrumen? Maka jawaban tidak dapat dicari, jawaban terhadap kalimat itu baru dapat diarahkan ke semua informan jika kalimat di ubah menjadi Semua informan mendapatkan dua macam instumen, yaitu angket dan catatan kegiatan.
b. Kesalahan Eksternal
Kesalahan eksternal adalah kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal di ukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atau lingkungannya.
Contoh :
Proyek lembah Dieng terletak di dukuh Sumberejo, desa Kalisungo yang termasuk dalam daerah Kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari pegunungan-pegunungan kecil
17. KOREKSI KESALAHAN EJAAN DAN ALINEA
Koreksi Kesalahan Ejaan
Di dalam kenyataan penggunaan bahasa, masih banyak kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca. Penyebabnya, antara lain ialah adanya perbedaan konsepsi pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya yaitu tanda baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan. Misalnya, tanda koma merupakan tempat perhentian sebentar (jeda) dan tanda tanya menandakan intonasi naik.
Di dalam konsep pengertian lama tanda baca berhubungan dengan bagaimana melisankan bahasa tulis, sedangkan dalam ejaan sekarang tanda baca berhubungan dengan bagaimana memahami tulisan (bagi pembaca) atau bagaimana memperjelas isi pikiran (bagi penulis) dalam ragam bahasa tulis. Jadi, bagi pembaca, tanda baca berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami jalan pemikiran penulis; sedangkan bagi penulis, tanda baca berfungsi untuk membantu menjelaskan jalan bagi penulis supaya tulisannya (karangannya) dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Beberapa kesalahan bahasa yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan tanda baca, khususnya tanda koma.
18. KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
19. MENYUSUN KARANGAN
Karangan dapat dibagi menjadi 2 macam karangan, yaitu :
a. Karangn Fiksi
Karangan fiksi lebih mengarah dan mengacu pada khayalan. Karangan fiksi memiliki contoh realnya yaitu adalah penulisan cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang mungkin tak terjadi.
b. Karangan Non Fiksi
Karangan non fiksi lebih mengarah dan mengacu pada hal yang benar terjadi atau kejadian nyata. Penulisan karya tulis merupakan salah satu contohnya karena kejadianya benar-benar dialami atau dikerjakan.
Langkah – langkah dalam menyusun karangan tersebut adalah :
1. Menentukan Tema dan Judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan..
Beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan diantaranya :
a). Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas
b). Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c). Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
2. Mengumpulkan Bahan
Bagaimana ide dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut menjadi muncul. Untuk membiasakan, kumpulkan kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik perhaian penulis).
3. Menyeleksi Bahan
Berikut merupakan petunjuk-petunjuknya :
a). Catat hal penting semampunya
b). Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c). Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
4. Membuat Karangan
Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topic atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih focus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengnan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut ini adalah fungsi dari kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraiokan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan adalah :
a). Mencatat gagasan
b). Mengatur urutan gagasan
c). Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subab
d). Membuat kerangka terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Soalnya jika terdapat ide yang bersilangan akan mempersulit proses pengembangan karangan.
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar memahami maka akan mudah untuk mengangkat permasalahan dengan kreatif, mengalir dan nyata.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain, umtuk itu pengembangan harus sistematis dan terarah.
20. BENTUK-BENTUK KARANGAN ILMIAH
a.Laporan, yaitu bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan.
b. Makalah, yaitu karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif
c. Kertas kerja, yaitu karangan yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposium, dan sebagainya.
d. Skripsi, yaitu karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda yang ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
e.Tesis, yaitu karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi, dengan pernyataan-pernyataan dan teori yang didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat.
f. Disertasi, yaitu karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas dengan isi pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
g. Resensi, yaitu karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi yang disebut juga timbangan buku atau book review sering disampaikan kepada sidang pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan den penilaian secara objektif, sehingga masyrakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebut patut dibaca ataukah tidak.
h. Kritik, yaitu bentuk karangan berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif dan tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.
i. Esai, yaitu semacam kritik yang lebih bersifat subjektif, dengan maksud apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi pe
21. BENTUK-BENTUK KARANGAN
• Bentuk Karangan ada 3 macam yaitu :
1. Prosa
2. Puisi
3. Drama
• Prosa dibagi menjadi 2 macam :
1. Fiksi
2. Non Fiksi
22. HUBUNGAN ANTARA MENULIS DAN MEMBACA
Antara penulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan iti di baca oleh orang lain; paling sedikit dapat kit abaca sendiri pada saat lain. Demikianlah , hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca
23. SISTEMATIKA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
1. Kata pengantar;berisi kata-kata harapan penulis,ucapan penulis dll dari penulis
2. Daftar isi(jelas)
3. Pendahuluan ,latar belakang tugas,tujuan dan manfaat yang di innginkan
4. Kutifan tori:kutifan teori-teori yang mendasari maklah,
5. Pembahasan :isi makalah
6. Kesimpulan:pendek kata
7. Daftar pustaka:sumber yang anda pakai
24. RAGAM ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis. Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan.
Ciri Ragam Ilmiah
1. Baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3. Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
4. Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda
5. Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6. Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
25. ASAS-ASAS DALAM PENULISAN RAGAM ILMIAH
a.Kejelasan(clarity)
b.ketepatan(accuracy)
c.keringkasan (brevity)
26. TEKNIK PERWAJAHAN KARANGAN
Yang di maksud denganperwajahan atau tat letakunsur-unsur karya ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur tersebut,yang di kaitan dengan segi keindahan dan estetika naskah.tat letak penulisan unsur-unsur karngan ilmiah harus di usahakan sebaik-baiknya,agar karangan ilmiah tampak rapi dan menarik.dalam perwajahan ini akan di bahas:
1.kertas pola ukuran
2.penomoran,yang meliputi angka yang di gunakan,letak penomoran,penomoran ank bab, dan penggunaan huruf.
27. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF»
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.simpulan yang diperoleh tidak lebih umum dari pada proposisi tempat menarik simpulan itu.proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
28. PENGERTIAN SKRIPSI
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.
proses penyusunan skripsi adalah sebagaiberikut:
• Pengajuan judul skripsi
• Pengajuan proposal skripsi
• Seminar proposal skripsi
• Penelitian
Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut:
• Pengajuan judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen
• Penelitian dan bimbingan skripsi
• Seminar
• Sidang
• Revisi
karakteristik skripsi
1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah.
2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori, atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya.
29. CATATAN KAKI
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.
Cara Penulisan
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
30. PENGERTIAN BUKU
Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertas-kertas bertulisan itu mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan sampai kesimpulan dan bahasan tersebut. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Pengetahuan tertentu dijadikan sebagai satu kesatuan di dalam buku. Agar pengetahuan tidak terpencar-pencar dan mudah dipelajari, maka diciptakanlah buku. Tujuan dari buku tidak lain hanyalah untuk menyatukan ilmu pengetahuan tertentu agar terkumpul dalam satu tempat sehingga mudah ditemukan dan dipelajari.
Jenis buku ada bermacam-macam, bukan hanya buku ilmu pengetahuan, diantaranya adalah buku cerita, buku komik, buku novel, dan sebagainya. Biasanya buku mempunyai ukuran tertentu yang membedakannya dengan penyatuan kertas bertulisan lainnya. Umumnya buku mempunyai ukuran yang memudahkannya untuk digenggam atau dibawa-bawa oleh seseorang. Tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Kepraktisan menjadi tujuan utama lain dari buku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar