BABI
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Memahami sistem filsafat
sesungguhnya menelusuri dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua
yang mengawali kebudayaan manusia. Suatu sistim, filsafat berkembang
berdasarkan ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. Sistem
filsafat sebagai suatu masyarakat atau bangsa. Sistem filsafat amat ditentukan
oleh potensi dan kondisi masyarakat atau bangsa itu, tegasnya oleh kerjasama
faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini diantaranya yang utama ialah
sikap dan pandangan hidup, citakarsa dan kondisi alam lingkungan. Apabila
cita karsanya tinggi dan kuat tetapi kondisi alamnya tidak menunjang, maka
bangsa itu tumbuhnya tidak subur (tidak jaya).Tujuan dari penulisan makalah ini
sendiri, selain memenuhi kewajiban membuat tugas, adalah untuk memenuhi rasa
ingin tahu dan keterkaitan penulis terhadap bab aliran filsafat .
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat kami
rumuskan masalah sebagai berikut :
1. bagaiman
afilsafat tentang Tuhan ,manusia dan Alam?
BAB II
PEMBAHASAN
MENGENAL
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
1. RASIONALISME
1.1 PENGERTIAN RASIONALISME
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata
bahasa Inggris yaitu Rationalism Kata ini berakar dari kata Latin yaitu ratio yang berarti “Akal”.
Secara terminologis,
aliran ini
dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi
peranan utama dalam
penjelasan . Ia menekankan akal (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul
dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.
1.2 LATAR
BELAKANG RASIONALISME
Dan muncul atas dasar ketidakpuasannya terhadap segala
pemikiran tradisional (skolastik) yang pernah di terimanya dan sebagai bentuk
penolakan terhadap fondasi para pendahulunya.
1.3 TOKOH –TOKOH RASIONALISME
1)
Baruch
Spinoza (1632-1677 M)
2)
Rene Descartes (1596
-1650)
3)
Blaise Pascal (1623 -1662 M)
4)
Nicholas Malerbranche (1638 -1775)
5)
De Spinoza (1632 -1677 M)
6)
G.W.Leibniz (1946-1716)
7)
Christian Wolff (1679 -1754
1.4
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
RASIONALISME
Kelebihan rasionalisme
-
mampu menyusun sisitem-sisitem
kefilsafatan yang berasal dari manusia.Misalnya logika ,yang sudah ada sejak
zaman aristolteles ,kemudian matematika dan kebenaran rasio di uji gdengan
kebenaran logis di ;ujim dengan
verivikasi logis.
-
Dalam hal menalar dan
menjelaskan pemahaman yang rumit ,kemudian rasionalisme memberikan konsrtibusi
pada mereka yang tertarik untuk menggeluti masalah masalah filosofi.
-
Pemikirannya berdasarkan dan
menekankan akal budi sebagai kaarunia lebih yang di miliki oleh semua manusia .
Kelemahan rasionalisme
-kecenderungan yang sangat kuat terhadap subjektivitas ,oleh karena terbuktibahwa
setiap orang memiliki kecenderungan,karakteristikdan kapasitas berfikir yang
berbedas-beda.
2. EMPIRISME
2.1 PENGERTIAN EMPIRISME
Empirisme adalah suatu aliran yang berpendapat bahwa empiri atau
pengalamnlah yang menjadi sumber pengetahuan .akal bukanlah sumber pengetahuan
,akan tetapi akan berfungsi mengolah data-data yang di peroleh dari pengalaman
.metode yang di gunakan adalah metode induktif,jika rasionalime menonjolkan
“aku”yang metafisik,maka empirisme menonjolkan “aku” yang empiris.
2.2 JENIS-JENIS EMPIRISME
a. Empirio-kritisisme
Disebut juga Machisme. Sebuah aliran
filsafat yang bersifat subyektif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh
Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian
pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya,
sebagai pengertian apriori.
b. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat
diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme
Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut :
1) Ada batas-batas
bagi Empirisme.
Prinsip sistem logika formal dan
prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu
pada pengalaman.
2) Semua proposisi
yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi mengenai
data indrawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika
3) Pertanyaan-pertanyaan
mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.
c. Empiris
Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa
semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman indrawi. Apa yang tidak
dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan
melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan
banyak pertentangan dalam filsafat.
2.3 TOKOH
EMPIRISME DAN INTI AJARANNYA.
-
Pengindraan sederhana akan memberikan kita pengetahuan yang sederhana mengenai
sesuatu, kemudian ketika kita terus mengindrainya maka akan terbentuklah
pengetahuan yg utuh mengenai sesuatu itu.
- Ada dua kulaitas
yg dikenal manusia, yaitu kualitas primer (yang bisa diukur seperti luas,
panjang dsb)dan sekunder (yang relatif seperti warna, rasa dsb).
b. George Barkeley
(1685-1753).
-
mempunyai
substansi tersendiri. Mengenai makna dari substansi itu akan dipersepsi oleh
ruh kita. Berkeley percaya pada Tuhan dan meyakini bahwa kita hidup
di dalam pikiran Tuhan.
c. David
Hume (1711-1776)
-
Manusia memiliki dua jenis persepsi, yaitu kesan dan gagasan. Kesan adalah
hasil penindraan kita dan gagasan adalah ingatan kita akan kesan (ingatan akan
pengindraan kita)
-
Manusia tidak memiliki ego/pikiran yang abadi tetapi pikiran/ego tersebut
selalu berubah.
- Hume
juga mendorong agar filosof jangan dengan mudah percaya pada hukum alam tapi
cobalah pikirkan sesuatu yang melawan hukum alam agar pengetahuan terus
berkembang
- Hume
juga mendorong agar filsafat dapat menolak segala jenis tahayyul.
2.4 ALIRAN YANG
TERDAPAT DALAM EMPIRISME
a. Shopisme
Kaum Shopis menyatakan bahwa untuk
memperoleh kelezatan indrawi merupakuan motif bagi perilaku moral, dimana
individu menggunakan berbagai sarana yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
ini, tanpa melihat kebiasaan, unsur-unsur, nilai sosiologis yang berkembang,
hukum sosial serta ajaran agama.
b. Hedonisme
Madzhab ini menyatakan bahwa
kelezatan indrawi merupakan tujuan tertinggi dari setiap perilaku yang kita
lakukan. Dalam hal ini, ia sama dengan shopisme yang mengatakan bahwa sensasi
merupakan sumber bagi pengetahuan dan kebaikan.
c. Epicurisme
Eficuros, seorang filsuf yunani yang
menyerukan pencarian kesenangan inderawi ini dengan menganggapnya sebagai
kebaikan tertinggi bagi setiap perilaku manusia. Oleh karena itu, kesenangan
inderawi menjadi standar kebahagiaan.
3. IDEALISME
3.1 PENGERTIAN IDEALISME
Idealisme ialah suatu pandangan dunia atau
metafisika yang menyatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat
hubungannya dengan ide, pikiran atau jiwa. Atau bisa disebut dengan aliran
filsafat yang menjelaskan bahwa kebenaran/pengetahuan sesungguhnya bukan
bersumber dari rasio atau empiri, melainkan dari
gambaran manusia tentang suatu pengamatan.
3.2 TOKOH IDEALISME DAN PEMIKIRANNYA
1) J. G. Fichte (1762-1914)
Fichte adalah tokoh idealisme subyektif, yaitu pandangan
bahwa sumber pengenalan/pengetahuan bukanlah rasio teoritis atau praktis
seperti kata Immanuel Kant, melainkan pada aktivitas Ego.
2) F. W. J. Schelling (1775-1854)
Schelling adalah tokoh idealisme obyektif
sebagai kebalikan dari idealisme subyektif. Menurut Schelling, kebenaran
gambaran tentang dunia tidaklah ditentukan oleh subyek (ego), melainkan oleh
obyek pengamatan, yaitu bagaimana obyek itu menampilkan dirinya, atau bagaimana
obyek menyadarkan subyek.
3) . G.W.F. Hegel (1770 - 1831)
Hegel adalah tokoh idealisme mutlak, yang sangat
berperan bagi penyemburnaan idealisme. Hegel berhasil menampilkan idealisme
yang terpadu setelah dikoyak-koyak oleh Fichte dan Schelling. Apabila Fichte
bersifat subyektif dan Schelling bersifat obyektif, maka Hegel melihat secara
keseluruhan (totalitas).
Membuktikan kebenarannya yang mutlak itu, Hegel menyusun alur pikir yang
disebut dengan dialektika, yaitu tesis, antitesis dan sintesis.
4) Voltaire
5) Jean Jacques Rousseau (1712-1788)
4. POSITIFISME
4.1
PENGERTIAN POSITIFISME
Positifisme
adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang di
luar fakta atau kenyataan di kesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu
pengetahuan. Yang juga menyatakan ilmu alam
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang
berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan
pada data empiris.
4.2
LATAR BELAKANG POSITIFISME
Positivisme
diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang tertuang dalam karya utama
Auguste Comte adalah Cours de philosophic positive, yaitu kursus tentang
filsafat positif (1830-1842) yang dirbitkan dalam enam jilid. Selain itu dia
juga mempunyai sebuah karya yaitu Discour L’esprit Positive (1844) yang artinya
pembicaraan tentang jiwa positif
4.3
TOKOH TOKOH POSITIFISME
1)
August comte(1798-1857)
- Cara pandangnya dalam filsapat menitik beratkan pada
perkembangan pikiran manusia.
-Inti
ajaran comte adalah bahwa, terdapat kepastian adanya hukum-hukum perkembangan
yang menguasai roh manusia dan segala gejala hidup bersama, dan itulah secara
mutlak
2)
John stuart mill(1806-1873)
-
menitik beratkan pemikiran filsapatnya pada psikologi dan etika. Ia juga
dikenal dan penting dalam peletakan pondasi ekonomi dan sosiologi nasional
Inggeris.
7)
H.taine(1828-1893)
8)
Emile durkheim(1852-1917)
9)
Hebert spencer(1820-1903)
4.4
TIGA ZAMAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
MANUSIA
Titik tolak ajaran comte yang
terkenal adalah tanggapannya atas perkembangan pengetahuan manusia,
1. Zaman Teologis
Pada zaman teologis, manusia
percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati
yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut.
. Zaman teologis dapat dibagi lagi
menjadi tiga periode, yaitu :
a. Animisme : Tahap animesme merupakan
tahap paling primitif, karena benda-benda dianggap mempunyai jiwa.
b. Politisme : Tahap politisme merupakan
perkembangan dari tahap pertama. Pada hari ini, menusia percaya pada dewa yang
masing-masing menguasai suatu lapangan tertentu ; dewa laut, dewa gunung, dewa
halilintar, dan sebagainya
c. Monoteisme : tahap monoteisme ini lebih
tinggi dari pada dua tahap sebelumnya, karena pada tahap ini, menusia hanya memandang
satu tuhan sebagai penguasa.
2. Zaman Metafisis
Pada zaman ini, kuasa-kuasa
adikodrati dengan konsep dan prinsip yang abstrak, seperti “kodrat” dan
“penyadap”. Metafisika pada zaman ini dijunjung tinggi.
3. Zaman Positif
Zaman ini dianggap comte sebagai
zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Alasannya ialah pada zaman ini tidak
lagi ada usaha manusia untuk mencari penyebab-penyebab yang terdapat di
belakang fakta-fakta.
5. PRAGMATISME
5.1
PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang
benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan
akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
Ada tiga patokan yang disetujui aliran
pragmatisme yaitu :
- Menolak segala intelektualisme
-Absolutisme.
-Meremehkan logika formal.
5.2
LATAR BELAKANG
PRAGMATISME
Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders
Pierce (1839-1914), filosofi Amerika yang pertama kali menggunakan pragmatisme
sebagai metode filsafat, tetapi pengertian Pragmatisme telah terdapat juga pada
Socrates, Aristoteles, Berkeley, dan Hume. William James mengatakan bahwa
secara ringkas Pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui.
5.3 TOKOH-TOKOH
FILSAFAT PRAGMATISME DAN INTI AJARANNYA
1. Charles Sanders
Peirce(1839-1914)
peirce memformulasikan (merumuskan) tiga
prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut :
a. Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak
lebih daripada kemurnian opini manusia.
b. Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah
yang pada akhirnya setuju dan mnerima keyakinan dari “community of knowers “
c. Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih
praktis dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang
terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi
masyarakat(komunitas).
2. William James(1842-1910)
Disamping itu pula, William James
mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap pragmatisme, sebagai berikut:
a. Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan,
berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya.
b. Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide
tetapi sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi
kehidupan nyata.
c. Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi
keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan
dengan pengalaman praktisny maupun penguasaan ilmu pengetahuannya.
d. Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu
titik ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya
mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita
tinggal didalamnya.
3. John Dewey(1859-1952)
Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya
dengan meniliti tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme.
• Pertama, kata temporalisme yang
berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.
• Kedua, kata futurisme, mendorong
kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
• Ketiga, milionarisme, berarti
bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini juga
dianut oleh wiliam James.
4. george herbert mead(1863-1931)
pemikiran Mead yang kerap menjadi
perhatian ialah konsepnya tentang gesture. Di dalam hal ini dia menulis
“Gesture become significant symbols when they implicitly arouse in the
individual making them the same responses which the explicitly arouse, or are
supposed to arouse, in the individuals”.
5.4 KEKUATAN DAN KELEMAHAN PRAGMATISME
Kekuatan
kemunculan pragmatis sebagai aliran
filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah
membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Pragmatisme telah berhasil mendorong
berfikir yag liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada
Sesuai dengan coraknya yang sekuler,
pragmatisme tidak mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”.
Kelemahan
Karena pragmatisme tidak mau mengakui
sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolute(kebenaran tunggal),
hanya mengakui kebenaran apabilaa terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa
duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung
pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di
luar alam semesta).
Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam
filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di
nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir
masyarakat yang matrealis.
Untuk mencapai matrealismenya, manusia
mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan
anggota dari masyarakat sosialnya.
5.5 PRINSIP-PRINSIP PRAGMATISME
1. Pragmatisme
mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan mralitas dan spiritualitas
2. Manusia
ideal adalah manusia yang mampu merealisasikan utilitas dirinya dan masyarakat
melalui ilmu yang dimiliki. Ukuran baik buruk, benar salah, didasarkan
kemanfaatan tingkah laku manuia dalam masyarakat
3. Ukuran
moral bersifat tidak permanent
4. Ukuran
kebenaran adalah pengalaman yang berguna bagi manusia
5. Menggunakan
pengalaman sebagai upaya mencapai kebenaran yang hakiki
6. Menggunakan
metode ilmiah
7. Pertumbuhan
pengetahuan diperoleh melalui jalan keahlian
(Ramayulis & Nizar,
2010:35)
6. FENOMENOLOGI
6.1
PENGERTIAN FENOMENOLOGI
Fenomenologi berasal
dari kata fenomen yang berarti gejala,yaitu suatu hal yang tidak nyata.suatu
gejala yang tidak harus diamti oleh indra karena gejala juga dapat dii lihat
secara bathiniah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian .pandangan aliran
fenomenologi bahwa sebuah objeck harus di beri kesempatan untuk berbicara yaitu
dengan cara diskriftif fenomenologi.
6.2 TOKOH DAN
POKOK-POKOK PIKIRANNYA
1.
Edmund Husserl (1859-1938)
Selanjutnya, menurut Husserl, epoche memiliki empat
macam, yaitu:
a). Method of
historical bracketing; metode yang mengesampingkan aneka macam teori dan
pandangan yang pernah kita terima dalam kehidupan sehari-hari, baik dari adapt,
agama maupun ilmu pengetahuan.
b) Method of
existensional bracketing; meninggalkan atau abstain terhadap semua sikap
keputusan atau sikap diam dan menunda.
c). Method of
transcendental reduction; mengolah data yang kita sadari menjadi gejala
yang transcendental dalam kesadaran murni.
d) Method of eidetic
reduction; mencari esensi fakta, semacam menjadikan fakta-fakta tentang realitas
menjadi esensi atau intisari realitas itu.
2.
Max Scheler (1874-1928)
Menurut Scheler ada tiga jenis fakta
yang memegang peranan penting dalam pengalaman fenomenologis, yaitu :
(1) fakta natural, berasal dari pengalaman
inderawi dan menyangkut benda-benda yang nampak dalam pengalaman biasa
(2) fakta
ilmiah, Fakta ilmiah mulai melepas diri dari penerapan inderawi yang langsung
dan semakin abstrak.
(3) fakta
fenomenologis. Fakta fenomenologis merupakan isi “intuitif” yang merupakan
hakikat dari pengalaman
langsung, tidak terikat kepada ada tidaknya realisasi di luar
3.
Maurice
Merlean-ponty (1908-1961)
4.
Martin Heidegger (1889 – 1976)
6.3 KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN FILSAFAT PHENOMENOLOGI
Kelebihan
1. Phenomenologik
sebagai suatu metode keilmuan, dapat mendiskripsikan penomena dengan apa adanya
dengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan pandangan
2. Phenomenologik
mengungkapkan ilmu pengetahuan atau kebenaran dengan benaR- benar yang objektif
3. Phenomenologik
memandang objek kajian sebagai bulatan yang utuh tidak terpisah dari objek
lainnya
kelemahan
1. Tujuan
phenomenologik untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada
pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama ataupun ilmu
pengetahuan, merupakan suatu yang absurd
2. Pengetahuan
yang didapat tidak bebas nilai (value-free), tapi bermuatan nilai
(value-bound)tertinggi itu?
6.4 JENIS-JENIS TRADISI FENOMENOLOGI
. Adapun varian
dari tradisi Fenomenologi ini adalah,:
1.
Fenomena Klasik, percaya pada kebenaran
hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, artinya hanya mempercayai
suatu kebenaran dari sudut pandangnya tersendiri atau obyektif.
2.
Fenomenologi Persepsi, percaya pada
suatu kebenaran bisa di dapatkan dari sudut pandang yang berbeda – beda, tidak
hanya membatasi fenomenologi pada obyektifitas, atau bisa dikatakan lebih
subyektif.
3.
Fenomenologi Hermeneutik, percaya pada
suatu kebenaran yang di tinjau baik dari aspek obyektifitas maupun
subyektifitasnya, dan juga disertai dengan analisis guna menarik suatu
kesimpulan.
6.5
PRINSIF DASAR FENOMENOLOGI
·
Pengetahuan ditemukan secara langsung
dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan
dengan pengalaman itu sendiri.
·
Makna benda terdiri dari kekuatan benda
dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan
maknanya bagi kita.
·
Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita
mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan
mengekspresikan dunia itu.
Tiga hal yang perlu kita sisihkan dalam usaha menginginkan
kebenaran yang murni, yaitu :
a. Membebaskan diri dari unsur subjektif,
a. Membebaskan diri dari unsur subjektif,
b.
Membebaskan diri dari kungkungan teori-teori, dan hipotesis-hipotesis,
c.
Membebaskan diri dari doktrin-doktrin tradisional
7. EKSISTENSIALISME
7.1
PENGERTIAN EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang
pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung
jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang
benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang
benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa
kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas
menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
7.2 LATAR
BELAKANG LAHIRNYA EKSISTENSIALISME
filsafat
eksistensialisme lahir dari berbagai krisis atau merupakan reaksi atas aliran
filsafat yang telah ada sebelumnya atau situasi dan kondisi dunia, yaitu:
a. Materialisme
Menurut pandangan materialisme, manusia itu pada
akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu.
b. Idealisme
Aliran ini memandang manusia hanya sebagai subyek,
hanya sebagai kesadaran; menempatkan aspek berpikir dan kesadaran secara
berlebihan sehingga menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih-lebihkan lagi sampai
menjadi tidak ada barang lain selain pikiran.
c. Situasi
dan Kondisi Dunia
Munculnya eksistensialisme didorong
juga oleh situasi dan kondisi di dunia Eropa Barat yang secara umum dapat
dikatakan bahwa pada waktu itu keadaan dunia tidak menentu. ll Manusia
berpura-pura, kebencian merajalela, nilai sedang mengalami krisis, bahkan
manusianya sendiri sedang mengalami krisis. Sementara itu agama di sana dan di
tempat lain dianggap tidak mampu memberikan makna pada kehidupan.
7.3 TOKOH-TOKOH
EKSISTENSIALISME DAN PEMIKIRANNYA
1.
Karl Jaspers(1883-1976)
Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan semua
pengetahuan obyektif serta mengatasi pengetahuan obyektif sehingga manusia
sadar akan dirinya sendiri dan memandang filsafat bertujuan mengembalikan
manusia kepada jatidirinya kembali. Ada dua fokus pemikiran Jasper, yaitu
eksistensi dan transendensi.
2.
Soren Aabye Kiekeegaard(1831-1855);
Mengedepankan teori bahwa eksistensi
manusia bukanlah sesuatu yang kaku dan statis tetapi senantiasa terbentuk,
manusia juga senantiasa melakukan upaya dari sebuah hal yang sifatnya hanya
sebagai spekulasi menuju suatu yang nyata dan pasti, seperti upaya mereka untuk
menggapai cita-citanya pada masa depan.
3.
Jean Paul Sartre (1905-1980)
“Manusia
yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan berada dengan sadar dan bebas
bagi diri sendiri”. Itu adalah salah satu statement dan mungkin bernilai teori
yang terkenal darinya.
4.
Friedrich Nietzsche(1874-1948);
Menurutnya manusia yang teruji adalah manusia yang cenderung melalui jalan
yang terjal dalam hidupnya dan definisi dari aliran eksistensialisme menurutnya
adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan
untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super dan yang mempunyai mental
majikan bukan mental budak supaya manusia tidak diam dengan kenyamanan saja.
5.
Martin Heidegger(1883-1976)
Inti pemikirannya adalah memusatkan semua hal kepada manusia dan
mengembalikan semua masalah apapun ujung-ujungnya adalah manusia sebagai subjek
atau objek dari masalah tersebut.
6.
Fhodor mikhailovich
7.
Dostoyevsky (1821-1881)
8.
Nikolai Alexandrovich Berdyaev (1874-1948);
9.
Karl Theodor Jaspers (1883-1969),
10.
Gabriel Marcel (1889 - 1973)
11.
Nicolas Alexandrovitch Berdyaev (1874 - 1948)
7.4 CIRI ALIRAN EKSISTENSIALISME
. Mengidentifikasi ciri aliran
eksistensialisme sebagai berikut :
a. Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan
masyarakat modern, khususnya terhadap idealisme Hegel.
b. Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap
konsep-konsep, filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
c. Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal
(tanpa kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan
massa.
d. Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik
gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan
perorangan di dalam kolektif atau massa.
e. Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia
di dunia.
f. Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi,
pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung.
8. MATERIALISME
8.1 PENGERTIAN
MATERIALISME
Berasal dari “materi” yang berarti benda. Materialisme adalah
aliran filsafat yang berpendapat bahwa, kebenaran tidaklah ditentukan oleh
gambaran, melainkan oleh benda dan seluruh kenyataan yang ada dirumuskan dan
ditentukan oleh benda. Aliran ini memandang bahwa realitas seluruhnya adalah
materi belaka.
8.2 TOKOH-TOKOH
MATERIALISME DAN PEMIKIRANNYA
1. Ludwig Feuerbach (1804-1872)
Menurutnya hanya alamlah yang ada. Manusia adalah alamiah juga seperti
halnya benda seperti kayu dan batu..
2. Karl Marx (1818-1883)
Pokok pemikiran Marx diambil dari ajaran Filsafat Hegel dan Filsafat
Feurbach. Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialisme
dialektika, karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan
ekonomis yang materiil itu berjalan melalui proses dialektika dan
disebut juga materialisme historis. karena materialisme historis, karena menurut teorinya, bahwa arah yang ditempuh
sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang
materiil.
3.Thomas
Hobbes (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa
atau roh karena keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga
bahwa materialisme menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang
material.
4.Hornby
(1974)
Menurut Hornby materialisme adalah theory, belief, that only
material thing exist (teori atau kepercayaan bahwa yang ada hanyalah
benda-benda material saja).
5.Van
Der Welj (2000)
Van Der Welj mengatakan bahwa materialisme dengan menyatakan
bahwa materialisme ini terdiri atas suatu aglomerasi atom-atom yang dikuasai
aleh hukum-hukum fisika-kimiawi.
6.Thales (625-545 SM) berpendapat
bahwa unsur asal adalah air.
7.Anaximandros (610-545 SM)
berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron,
yaitu unsur yang tak terbatas.
8.Anaximenes (585-528 SM)
berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
9.Heraklitos (540-475 SM)
berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
10.Demokritus (460-360 SM) berpendapat
bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom
itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
1) Segala yang ada (wujud) berasal
dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
8.4
ALIRAN-ALIRAN DALAM MATERIALISME
1.
Materialisme Mekanik
Materialisme
mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya
mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan
berubah, geraknya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap
selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang
tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
2.
Materialisme metafisik
Materialisme
metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau
statis selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi
karena faktor luar atau kekuatan dari luar
3. Materialisme
dialektis
Materialisme
dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan
metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai
keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi, dan saling bergantung
satu dengan lainnya
8.5 MACAM-MACAM
MATERIALISME
1.
Materialisme rasionalistik.
Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengeti
seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
2.
Materialisme mitis atau biologis.
Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa
material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan
dengan prinsip immaterial.
3.
Materialisme parsial Materialisme parsial ini
menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat karakteristik khusus
unsur immaterial atau formal;
4.
Materialisme antropologis.
Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang
dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan
fisik-kimiawi materi;
5.
Materialisme dialektik.
Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari
materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan
kepada materi atau salah satu proses material.
6.
Materialisme historis. Materialisme histories ini
menyatakan bahwa hakikat sejarah terjadi karena proses-proses ekonomis.
Materialisme dialektik dan materialisme histories secar bersamaan menyatakan
bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut sejarah rohani dan perkembangan
manusia hanya merupakan dampak dan refleksi-refleksi aktivitas ekonomis
manusia. Materialisme historis ini berdasarkan dialektik, maka semua asas
materialisme dialektik berlaku sepenuhnya dalam materialisme histories.
7.
Materialisme sebagai teori menyangkal realitas yang bersifat
ruhaniah, sedangkan materialisme metode mencoba membuat abstraksi hal-hal yang
bersifat imaterial.
9. NATURALISME
9.1
PENGERTIAN NATURALISME
Aliran naturalisme
dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang
terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang
baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
9.2 LATAR BELAKANG NATURALISME
Aliran ini dipelopori oleh J.J
Rosseau, filsuf Perancis yang hidup pada tahun 1712-1778. Rosseau berpendapat
bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan
menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang
dewasa, justru dapat merusak pembawaan baik anak itu, sehingga aliran ini
sering disebut negativisme.
9.3 TOKOH-TOKOH FILSAFAT NATURALISME
1. Plato. (427 – 347 SM).
2. Aristoteles (384 – 322 SM)..
3. William
R. Dennes. (Filsuf Modern)
9.4 TUJUAN NATURALISME
1. Mengamankan kebutuhan hidup;
2. Meningkatkan anak didik;
3. Memelihara hubungan sosial dan politik;
4. Menikmati waktu luang.
5. Pemeliharaan diri;
10. SPIRITUALISME
Aliran
Spiritualisme adalah aliran yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam
adalah roh ( pneuma, nous, reason, logos ) yaitu roh yang mengisi dan mendasari
seluruh alam. Spiritualisme kadang-kadang dikenakan pada pandangan idealistic
yang menyatakan adanya roh mutlak. Dunia indera dalam pengertian ini dipandang
sebagai dunia idea. Spiritualisme dipakai dalam istilah keagamaan untuk
menekankan pengaruh langsung dari roh suci dalam bidang agama. Spiritualisme
berarti kepercayaan bahwa roh-roh orang mati berkomunikasi dengan orang yamg
masih hidup melalui orang-orang tertentu.
11. KRITISME
Aliran
kritisisme beranggapan bahwa di perlukan upaya agar filsafat dapat berkembang
sejajar dengan ilmu pengetahuan alam.dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang
kritis pada setiap gejala-gejala.karena di butuhkan sebuah analisis.
Immanuel Kant (1724-1804)
. Hal terpenting yang perlu diingat adalah bahwa Kant
membagi filsafat menjadi empat bagian (cabang) yaitu :
- Metafisika yang menjawab
pertanyaan Apakah yang dapat saya harapkan dari hidup ini?
-
Epistemologi yang menjawab pertanyaan Apa yang dapat saya ketahui?
-
Antropologi yang menjawab pertanyaan Apakah yang boleh saya perbuat?
-
Etika yang menjawab pertanyaan Apakah yang boleh saya perbuat?
12. KANTIANISME
Kantianisme
adalah paham dimana setiap kita mengambil keputusan, kita harus membayang kan
bagaimana bila kita adalah pihak yang dirugikan. Paha mini menjelaskan
bahwa bila memang harus dilakukan
sebuah tindakan, maka tindakan itu dilakukan tanpa memperhatikan kepentingan
orang lain. Tokoh aliran ini adalah Immanuel Kant: (1724 –1804
13. NEO-KANTIANISME
Banyak
filosof jerman yang tidak puas terhadap materialism, Positifisme, dan
Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Dan gerakan ini disebut Neo-Kantianisme.
Tokohnya antara lain Wilhelm
Windelband(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul Natrop (1854-1924),
Heinrich Reickhart (1963-1939).
Istilah
Neo-kantianisme dipandang searti dengan kritikisme yang bergerak dalam dua
aliran, yaitu realisme dan prakmatisme, Pemikirannya lahir
untuk mencari peranan yang dimainkan oleh akal budi manusia dalam proses
mengetahui, dan nilai yang dapat dilekatkan kepada usaha mengetahui, dan
mencari hubungan antara usaha mengetahui ini dengan dunia-luar. Pokok
pembahasan neo-kantianisme membahasa teori pengetahuan yang harus dapat
menerangkan bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda-beda, seperti: pengetahuan
sehari-hari, pengetahua dalam ilmu pengetahuan positif dan filsafat,
pengetahuan dalam moral serta pengetahuan estetik dalam agama serta teologi.
14. NEO-THOMISME
Aliran
ini adalah aliran yang mengikuti faham Thomas Aquinas,Faham Thomisme yaitu
pertama,faham yang menganggapbahwa ajaran thomas tidak sempurna .kedua,faham
yang mengagap bahwa walawpun ajaran thomas tidak sempurna masi banyak hal-hal
yng belum di bahas .ketiga,yang mengganggap bahwa ajran thomas harus di ikuti
akan tetapi tidak boleh di anggap ajarannya betul-betul sempurna
15. NEO-
POSITIVISME
“Neo-Positivisme” adalah penganut
suatu aliran dalam filsafat yang menanamkan juga diri mereka sebagai kaum
“empiris logika”. Dapat juga disebut kaum “fisikalis”. Bahkan beberapa dari
mereka menanamkan sebagai penganut “Logistik” (logika formalis atau logika
simbolis). Pada umumnya disebut juga mazhab “wina” atau “kring wina”.
16. FILSAFAT
HIDUP
Tokohnya adalah Henry Bergson
(1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika, dan fisika tapi ia terjun ke
dalam bidang filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini
merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai
dengan implikasi logis.
Pemikiran
filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme,
subjektivisme, dan Realitivisme.bahwa, tugas
filsafat adalah memberikan pengaruh dalam tindakan hidup manusia. Untuk itu,
filsafat tidak boleh berada dalam pemikiran metafisika yang tidak ada
manfaatnya. Dengan demikian, filsafat harus berasaskan pada pengalaman,
kemudian mengadakan penyelidikan, mampu memberikan suatu sistem norma-norma dan
nilai-nilai.
Utilitarian
Utilitarianisme merupakan bagian
dari etika filsafat yang berkembang sebagai kritik atas dominasi hukum alam.
Capitalis
. Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi
yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi,
dan nasionalisme sekuler.
Hedonisme
Fokus pemikirannya adalah, bahwa tujuan
hidup manusia adalah mencapai kenyamanan batin, dan kebebasan dari rasa sakit
17. MONISME
Monisme
adalah aliran yang mengemukakan unsur pokok segala yang ada ini adalah esa,
satu. Unsur pokok ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi
danlain-lain.
- bagi kaum materialis unsur itu
adalah materi,
- bagi kaum idealis unsur itu roh
atau ide.
- enstein, energi hanya merupakan
bentuk lain dari zat.
- menurut thales : air, menurut
anaximandros : apeiron, dan menurut anaximenes : udara).
Orang yang mula-mula menggunakan terminologi monisme adalah Christian
Wolff.
18. DUALISME
Dualisme adalah ajaran atau aliran
?faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat
materi dan hakekat rohani .kedua macam
hakekat itu masing –masing bebas berdiri sendiri ,sama zasi dan abadi
.perhubungan antar keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam.
-
Menurut Plato : bahwa dunia lahir
adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu
adalah bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari
yang asli yaitu idea.
-
Menurut Rene Descartes, mengatakan
bahwa pembeda antara dua substansi yaitu substansi pikiran dan substansi luasan
(badan) (cogito ergo sum = saya berpikir maka saya ada),
-
menurut Leibniz : yang membedakan antara
dunia yang sesungguhnya dan dunia yang mungkin, menurut Thomas Hyde, yang
mengungkapkan bahwa antara zat dan kesadaran (pikiran) yang berbeda secara
subtantif,
-
menurutImmanuel Kant : yang membedakan
antara dunia gejala (fenomena) dan dunia hakiki (noumena)).
19. PLURALISME
Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan bahwa
realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak
substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam
semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan
tatanan yang koheren, rasional, fundamental.
20. INTUSIONALISME
Adalah suatu aliran atau faham yang
mengganggap bahwa intuisi(naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak di dasarkan
pada penaklaran .jadi intuisi adalah non-analitik dan tidak di dasarkan atau
suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan persaan
21. MARXISME
Marxisme
adalah aliran filsafat yang ditunjukan kepada ajaran Karl Marx. Aliran marxisme
lahir dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah ide-ide
dan suatu detik sejarah perjuangan kelas-kelas yaitu kelahiran gerakan tubuh.
Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialism diakletik dan disebut juga
materialism historis.
21.1 LATAR BELAKANG MARXISME
Marxisme merupakan
dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital
mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa
bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
dinikmati oleh kaum kapitalis.
22.2 PANDANGAN
PERJALAN MANUSIA MENURUT MARXISME
Marxisme memandang
bahwa perjalanan manusia itu bertahap, dan setiap tahap mempunyai ciri khasnya
masing2.
a. tahap awal
adalah ketika manusia masih terisolasi, cara berekonominya masih sederhana,
masih dengan pertukaran (barter), sistem sosialnya masih sederhana, dan sistem
kepercayaannya juga sederhana, yaitu menyembah dewa-dewi lokal
b. kemudian
manusia maju dan berkembang, cara ekonominya berkembang pesat dan semakin
kompleks, dan hal ini sangat memungkinkan terjadinya eksploitasi, dan ini telah
terlihat dalam sistem kapitalisme, yaitu sistem ekonomi periode ini. dalam masa
ini, tuhan menjadi sesuatu yang global, bukan hanya dewa2 lokal, yang menguasai
semua orang, dan dipergunakan oleh para kapitalis sebagai salah satu alatnya
untuk mempertahankan kekayaan dan kekuasaan.
c. lalu kaum
marxist berpendapat, bahwa setelah tahap ini, manusia sepatutnya masuk ke dalam
tahap yang terbaik, yaitu tahap komunisme. diharapkan pada tahap ini, manusia
tidak lagi terkekang kebutuhan hidupnya, sehingga "kerja" dianggap
sebagai sebuah "aktualisasi diri", bukan lagi sebagai "metode
untuk mencari nafkah", agama tidak lagi dibutuhkan karena manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa topangan kepercayaan terhadap segala
sesuatu yang "non materialis", dan tidak lagi digunakan sebagai
"alat represi terhadap kebebasan".
22. SEKULARISME
Sekularisme,
merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai
aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga
bersifat duniawi belaka. Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau
pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci
dan hari kemudian. Tokoh dalam aliran ini adalah Jacob Holyoake.
23. VITALISME
Aliran
Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau
prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu
dapat dianalisa secara matematis.
24. FILSAFAT
ANALITIS
24 .1 PENGERTIAN FILSAFAT ANALITIS
Aliran
Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun
1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini
merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para
penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep
24.2 TOKOH-TOKOH AWAL FILSAFAT ANALITIK
1. George Edward Moore
2. Betrand Russell (Atomisme Logis).
3. Alfred Ayer (Positifisme Logis)
4. Ludwig
Wittgenstein
5. Ferdinand De
Saussure (Semiologi)
6. Rolan Barthes
(Semiotika)
7. Jacques
Derrida (Dekontruksi)
8. Jean Paul
Baudrilard (Teori Simulasi)
25. ANTITEISME
ATAU ATEISME
Tokoh filsafat dalam aliran ini adalah
Friedrich Nietzche (1844-1890). Pokok-pokok filsafatnya diantaranya merupakan
dasar dan sumber tingkah laku manusia.
Anti Teisme atau ateisme merupakan aliran filsafat
yang ingin mewujudkan sejarah manusia tanpa Tuhan. Dalam aliran ini Tuhan dan
agama dipandang sebagai formula jahat yang diterapkan dalam setiap fitnah
melawan manusia di dunia. Pokok-pokok filsafatnya mengenai kehendak manusia,
manusia sempurna, dan kritikan terhadap agama.
26. STRUKTURALISME
26 .1 PENGERTIAN STRUKTURALISME
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi
terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai
ciri-ciri:
1. “Desentralisasi” manusia.
2. “Kematian” manusia sebagai subjek.
3. Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi,
dan politik.
26.2 LATAR BELAKANG STRUKTURALISME
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan
bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan
tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara
tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970,
khususnya terjadi di Perancis.
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang
bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai
ciri-ciri:
1. “Desentralisasi” manusia.
2. “Kematian” manusia sebagai subjek.
3. Manusia dibicarakan dalam rangka
struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.
Strukturalisme
sebagai metode berpikir dalam memahami realitas dimulai oleh Ferdinand de
26 .3 TOKOH-TOKOH FILSAFAT STRUKTURALISME
1. Claude
Levi-Strauss
2. Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan
menerapkan metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya
“kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia
mengungkapkan bahwa:
a. Manusia tidak dikuasai oleh unsur
kesadaran, tetapi oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur
yang menguasai manusia.
b. Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.
c. Ketidak sadaran merupakan logos yang
mendahului manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.
3. Roland Barthes (1915-1980 M)
Roland
Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah
petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan
selalu provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
4. Louis Althusser (1918-1990 M)
Althusser dikenal dengan sikap anti-
humanisme. Althusser menentang gagas bahwa individu itu
ada sebelum munculnya kondisi kondisisosial. Kemudian dengan menggambarkan
masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari
tingkatan-tingkatan otonom yang cara artikulasinya atau efektivitasnya
ditentukan oleh ekonomi.
Menurut Louis Althusser manusia dalam
pandangan Das Kapital telah tergeser dari pusatntya, manusia
merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh struktur-struktur
sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan subjek otonom.
5
Michel
Foucault( )
26.4 CIRI-CIRI STRUKTURALISME
Ciri-ciri Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaanaktual objek melalui penyelidikan,
penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan.Ciri-ciri
itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode,model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.
27. POSTMODERNISME
Aliran Post
Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala
dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard
menjadi orang pertama yang menngintroduksikan istilah ini ke dalam
filsafat.
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Francois Lyotard
b. Jacques Derrida
c. Richard Rorty
d. Michel Foucoult
28. HUMANISME
Humanisme adalah
istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya
ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan
manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas
hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem
beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi dan
Humanisme Sekular.
TOKOH-TOKOH HUMANISME: Abraham Maslow,
Albert Einstein, Bertrand Russell, Carl Rogers, Cicero, Edward Said, Erasmus,
Gene Roddenberry, Hans-Georg Gadamer, Dr. Henry Morgentaler, Isaac Asimov,
Israel Shahak, Jacob Bronowski.
29. FEMINISME
Tokoh feminisme disebut Feminis adalah
sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan
hak dengan pria.
Latar belakang lahirnya gerakan
feminisme adalah ketika pada waktu itu setelah Revolusi Amerika 1776 dan
Revolusi Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang
beruntung daripada laki-laki dalam realitas sosialnya. Ketika itu, perempuan,
baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti
hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan.
Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki
dihadapan hukum.
30.
SKEPTISME
Intinya menyatakan bahwa penserapan indra adalah
bersifat menipu atau menyasatkan. Namun pada zaman modern berkembang menjadi
skeptisme metodis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum sesuatu
pengetahuan diakui benar.
TOKOHNYA adalah Rane Descartes (1596-1650).
31.
RENAISSANCE
Renaissance
berarti “lahir kembali”. pengertian riilnya adalah manusia mulai memiliki
kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia.
suasana dan budaya berpikirnya memang melukiskan “kembali” kepada semangat
awali, yaitu semangat filsafat yunani kuno yang mengedepankan penghargaan
terhadap kodrat manusia itu sendiri.
TOKOH-TOKOH RENAISSANCE
1.
Nicolaus
covernicus (1473-1543)
2.
Galileo
galilei (1564-1642)
3.
Francis
bacon (1561-1626)
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Rozak, Isep Zainal Arifin, Filsafat
Umum, Bandung: Gema Media Pusakatama, 2002.
Praja,
juhaya s. 2006. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Bandung: Yayasan PIARA
(Pengembangan Ilmu Agama dan Humaniora).
Beerling,
R.F. 1966. Filsafat Dewasa Ini. Terj. Hasan Amin, Djakarta:Balai Pustaka.
Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Jakarta:Rineka Cipta.
Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Jakarta:Rineka Cipta.
Ahmad
Syadali dan Mudzakir, Filsafat
Umum, Bandung: PT Pustaka Setia, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar