Rabu, 11 Juni 2014

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT..(vena vulvena)

BABI
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Memahami sistem filsafat sesungguhnya menelusuri  dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua yang  mengawali kebudayaan manusia. Suatu sistim, filsafat berkembang berdasarkan ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. Sistem filsafat sebagai suatu masyarakat atau bangsa. Sistem filsafat amat ditentukan oleh potensi dan kondisi masyarakat atau bangsa itu, tegasnya oleh kerjasama faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor ini diantaranya yang utama ialah sikap dan pandangan hidup, citakarsa dan kondisi alam lingkungan.  Apabila cita karsanya tinggi dan kuat tetapi kondisi alamnya tidak menunjang, maka bangsa itu tumbuhnya tidak subur (tidak jaya).Tujuan dari penulisan makalah ini sendiri, selain memenuhi kewajiban membuat tugas, adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu dan keterkaitan penulis terhadap bab aliran filsafat .
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1.      bagaiman afilsafat tentang Tuhan ,manusia dan Alam?

















BAB II
PEMBAHASAN

MENGENAL ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
1.      RASIONALISME
1.1     PENGERTIAN RASIONALISME
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris yaitu Rationalism Kata ini berakar dari kata Latin yaitu ratio yang berarti “Akal”.
Secara terminologis, aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan . Ia menekankan akal (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.
1.2     LATAR BELAKANG RASIONALISME
Dan muncul atas dasar ketidakpuasannya terhadap segala pemikiran tradisional (skolastik) yang pernah di terimanya dan sebagai bentuk penolakan terhadap fondasi para pendahulunya.
1.3     TOKOH –TOKOH RASIONALISME
1)                  Baruch Spinoza  (1632-1677 M)
2)                  Rene Descartes  (1596 -1650)
3)                  Blaise Pascal (1623 -1662 M)
4)                  Nicholas Malerbranche (1638 -1775)
5)                  De Spinoza (1632 -1677 M)
6)                  G.W.Leibniz (1946-1716)
7)                  Christian Wolff (1679 -1754
8)                  Anaxagoras
9)                  Ayn Rand
10)              Barbara Smoker
11)              Baruch Spinoza
12)              Benjamin Franklin
13)              Bertrand Russell
14)              David Hume
15)              Elizabeth Cady Stanton
16)              Gene Roddenberry
17)              Gottfried Leibniz
18)              H. P. Lovecraft
19)              Immanuel Kant
20)              Isaac Asimov
21)              Jim Herrick
22)              John Locke
23)              Joseph Edamaruku
24)              Julian Huxley
25)              Karl Popper
26)              Paul Kurtz
27)              Plato
28)              Robert A. Heinlein
29)              Robert G. Ingersoll
30)              Sanal Edamaruku
31)              Sigmund Freud
32)              Taslima Nasrin
33)              Thomas Paine
34)              Voltaire
1.4            KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RASIONALISME
Kelebihan rasionalisme
-                                            mampu menyusun sisitem-sisitem kefilsafatan yang berasal dari manusia.Misalnya logika ,yang sudah ada sejak zaman aristolteles ,kemudian matematika dan kebenaran rasio di uji gdengan kebenaran logis di ;ujim dengan  verivikasi logis.
-                                            Dalam hal menalar dan menjelaskan pemahaman yang rumit ,kemudian rasionalisme memberikan konsrtibusi pada mereka yang tertarik untuk menggeluti masalah masalah filosofi.
-                                            Pemikirannya berdasarkan dan menekankan akal budi sebagai kaarunia lebih yang di miliki oleh semua manusia .
Kelemahan rasionalisme
-kecenderungan yang sangat kuat terhadap subjektivitas ,oleh karena terbuktibahwa setiap orang memiliki kecenderungan,karakteristikdan kapasitas berfikir yang berbedas-beda.
2.      EMPIRISME
2.1      PENGERTIAN EMPIRISME
Empirisme adalah suatu aliran yang berpendapat bahwa empiri atau pengalamnlah yang menjadi sumber pengetahuan .akal bukanlah sumber pengetahuan ,akan tetapi akan berfungsi mengolah data-data yang di peroleh dari pengalaman .metode yang di gunakan adalah metode induktif,jika rasionalime menonjolkan “aku”yang metafisik,maka empirisme menonjolkan “aku” yang empiris. 
2.2     JENIS-JENIS EMPIRISME
a.       Empirio-kritisisme
Disebut juga Machisme. Sebuah aliran filsafat yang bersifat subyektif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori.
b.      Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut :
1)      Ada batas-batas bagi Empirisme.
Prinsip sistem logika formal dan prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.
2)      Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi mengenai data indrawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika
3)      Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.
c.       Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman indrawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat.
2.3     TOKOH EMPIRISME DAN INTI AJARANNYA.
a.       John Locke (1632-1704)
- Pengindraan sederhana akan memberikan kita pengetahuan yang sederhana mengenai sesuatu, kemudian ketika kita terus mengindrainya maka akan terbentuklah pengetahuan yg utuh mengenai sesuatu itu. 
- Ada dua kulaitas yg dikenal manusia, yaitu kualitas primer (yang bisa diukur seperti luas, panjang dsb)dan sekunder (yang relatif seperti warna, rasa dsb).
b.      George Barkeley (1685-1753).
- mempunyai substansi tersendiri. Mengenai makna dari substansi itu akan dipersepsi oleh ruh kita.  Berkeley percaya pada Tuhan dan meyakini bahwa kita hidup di dalam pikiran Tuhan.
c.       David Hume (1711-1776)
- Manusia memiliki dua jenis persepsi, yaitu kesan dan gagasan. Kesan adalah hasil penindraan kita dan gagasan adalah ingatan kita akan kesan (ingatan akan pengindraan kita)
- Manusia tidak memiliki ego/pikiran yang abadi tetapi pikiran/ego tersebut selalu berubah.
- Hume juga mendorong agar filosof jangan dengan mudah percaya pada hukum alam tapi cobalah pikirkan sesuatu yang melawan hukum alam agar pengetahuan terus berkembang
- Hume juga mendorong agar filsafat dapat menolak segala jenis tahayyul.


2.4     ALIRAN YANG TERDAPAT DALAM EMPIRISME
a.       Shopisme
Kaum Shopis menyatakan bahwa untuk memperoleh kelezatan indrawi merupakuan motif bagi perilaku moral, dimana individu menggunakan berbagai sarana yang memungkinkan untuk mencapai tujuan ini, tanpa melihat kebiasaan, unsur-unsur, nilai sosiologis yang berkembang, hukum sosial serta ajaran agama.
b.      Hedonisme
Madzhab ini menyatakan bahwa kelezatan indrawi merupakan tujuan tertinggi dari setiap perilaku yang kita lakukan. Dalam hal ini, ia sama dengan shopisme yang mengatakan bahwa sensasi merupakan sumber bagi pengetahuan dan kebaikan.
c.       Epicurisme
Eficuros, seorang filsuf yunani yang menyerukan pencarian kesenangan inderawi ini dengan menganggapnya sebagai kebaikan tertinggi bagi setiap perilaku manusia. Oleh karena itu, kesenangan inderawi menjadi standar kebahagiaan.
3.      IDEALISME
3.1      PENGERTIAN IDEALISME
Idealisme ialah suatu pandangan dunia atau metafisika yang menyatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, pikiran atau jiwa. Atau bisa disebut dengan aliran filsafat yang menjelaskan bahwa kebenaran/pengetahuan sesungguhnya bukan bersumber dari rasio atau empiri, melainkan dari gambaran manusia tentang suatu pengamatan.

3.2     TOKOH IDEALISME DAN PEMIKIRANNYA
1) J. G. Fichte (1762-1914)
Fichte adalah tokoh idealisme subyektif, yaitu pandangan bahwa sumber pengenalan/pengetahuan bukanlah rasio teoritis atau praktis seperti kata Immanuel Kant, melainkan pada aktivitas Ego.
2) F. W. J. Schelling (1775-1854)
Schelling adalah tokoh idealisme obyektif sebagai kebalikan dari idealisme subyektif. Menurut Schelling, kebenaran gambaran tentang dunia tidaklah ditentukan oleh subyek (ego), melainkan oleh obyek pengamatan, yaitu bagaimana obyek itu menampilkan dirinya, atau bagaimana obyek menyadarkan subyek.
3) .  G.W.F. Hegel (1770 - 1831)
Hegel adalah tokoh idealisme mutlak, yang sangat berperan bagi penyemburnaan idealisme. Hegel berhasil menampilkan idealisme yang terpadu setelah dikoyak-koyak oleh Fichte dan Schelling. Apabila Fichte bersifat subyektif dan Schelling bersifat obyektif, maka Hegel melihat secara keseluruhan (totalitas).
Membuktikan kebenarannya yang mutlak itu, Hegel menyusun alur pikir yang disebut dengan dialektika, yaitu tesis, antitesis dan sintesis.
4) Voltaire
5) Jean Jacques Rousseau (1712-1788)
4.      POSITIFISME
4.1     PENGERTIAN POSITIFISME
Positifisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang di luar fakta atau kenyataan di kesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Yang juga menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
4.2     LATAR BELAKANG POSITIFISME
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang tertuang dalam karya utama Auguste Comte adalah Cours de philosophic positive, yaitu kursus tentang filsafat positif (1830-1842) yang dirbitkan dalam enam jilid. Selain itu dia juga mempunyai sebuah karya yaitu Discour L’esprit Positive (1844) yang artinya pembicaraan tentang jiwa positif
4.3     TOKOH TOKOH POSITIFISME
1)                  August comte(1798-1857)
- Cara pandangnya dalam filsapat menitik beratkan pada perkembangan pikiran manusia.
-Inti ajaran comte adalah bahwa, terdapat kepastian adanya hukum-hukum perkembangan yang menguasai roh manusia dan segala gejala hidup bersama, dan itulah secara mutlak
2)                  John stuart mill(1806-1873)
- menitik beratkan pemikiran filsapatnya pada psikologi dan etika. Ia juga dikenal dan penting dalam peletakan pondasi ekonomi dan sosiologi nasional Inggeris.
3)                   Moritz Schlick,
4)                   Rudolf Carnap
5)                  Otto Neurath,
6)                  A.J. AyerKarl Popper,
7)                  H.taine(1828-1893)
8)                  Emile durkheim(1852-1917)
9)                  Hebert spencer(1820-1903)
4.4     TIGA ZAMAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA
Titik tolak ajaran comte yang terkenal adalah tanggapannya atas perkembangan pengetahuan manusia,
1.      Zaman Teologis
Pada zaman teologis, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut.
. Zaman teologis dapat dibagi lagi menjadi tiga periode, yaitu :
a.       Animisme : Tahap animesme merupakan tahap paling primitif, karena benda-benda dianggap mempunyai jiwa.
b.      Politisme : Tahap politisme merupakan perkembangan dari tahap pertama. Pada hari ini, menusia percaya pada dewa yang masing-masing menguasai suatu lapangan tertentu ; dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar, dan sebagainya
c.       Monoteisme : tahap monoteisme ini lebih tinggi dari pada dua tahap sebelumnya, karena pada tahap ini, menusia hanya memandang satu tuhan sebagai penguasa.
2.      Zaman Metafisis
Pada zaman ini, kuasa-kuasa adikodrati dengan konsep dan prinsip yang abstrak, seperti “kodrat” dan “penyadap”. Metafisika pada zaman ini dijunjung tinggi.
3.      Zaman Positif
Zaman ini dianggap comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Alasannya ialah pada zaman ini tidak lagi ada usaha manusia untuk mencari penyebab-penyebab yang terdapat di belakang fakta-fakta.



5.      PRAGMATISME
5.1     PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
 Ada tiga patokan yang disetujui aliran pragmatisme yaitu :
- Menolak segala intelektualisme
-Absolutisme.
-Meremehkan logika formal.
5.2     LATAR BELAKANG PRAGMATISME
Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Pierce (1839-1914), filosofi Amerika yang pertama kali menggunakan pragmatisme sebagai metode filsafat, tetapi pengertian Pragmatisme telah terdapat juga pada Socrates, Aristoteles, Berkeley, dan Hume. William James mengatakan bahwa secara ringkas Pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui.
    5.3 TOKOH-TOKOH FILSAFAT PRAGMATISME DAN INTI AJARANNYA
1.      Charles Sanders Peirce(1839-1914)
peirce memformulasikan (merumuskan) tiga prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi pragmatisme sebagai berikut :
a. Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih daripada kemurnian opini manusia.
b. Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah yang pada akhirnya setuju dan mnerima keyakinan dari “community of knowers “
c. Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih praktis dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi masyarakat(komunitas).
2.      William James(1842-1910)
Disamping itu pula, William James mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap pragmatisme, sebagai berikut:
a. Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan, berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya.
b. Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide tetapi sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi kehidupan nyata.
c. Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan dengan pengalaman praktisny maupun penguasaan ilmu pengetahuannya.
d. Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita tinggal didalamnya.
3.      John Dewey(1859-1952)
Sikap Dewey dapat dipahami dengan sebaik-baiknya dengan meniliti tiga aspek dari yang kita namakan instrumentalisme.
• Pertama, kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu.
• Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin.
• Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini juga dianut oleh wiliam James.
4. george herbert mead(1863-1931)
pemikiran Mead yang kerap menjadi perhatian ialah konsepnya tentang gesture. Di dalam hal ini dia menulis “Gesture become significant symbols when they implicitly arouse in the individual making them the same responses which the explicitly arouse, or are supposed to arouse, in the individuals”. 
      5.4    KEKUATAN DAN KELEMAHAN PRAGMATISME
    Kekuatan
  kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.
  Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yag liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada
  Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”.
   Kelemahan
  Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolute(kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabilaa terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental(bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta).
  Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis.
  Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya.
      5.5      PRINSIP-PRINSIP PRAGMATISME
1.      Pragmatisme mengakui bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan mralitas dan spiritualitas
2.      Manusia ideal adalah manusia yang mampu merealisasikan utilitas dirinya dan masyarakat melalui ilmu yang dimiliki. Ukuran baik buruk, benar salah, didasarkan kemanfaatan tingkah laku manuia dalam masyarakat
3.      Ukuran moral bersifat tidak permanent
4.      Ukuran kebenaran adalah pengalaman yang berguna bagi manusia
5.      Menggunakan pengalaman sebagai upaya mencapai kebenaran yang hakiki
6.      Menggunakan metode ilmiah
7.      Pertumbuhan pengetahuan diperoleh melalui jalan keahlian
(Ramayulis & Nizar, 2010:35)
6.      FENOMENOLOGI
6.1     PENGERTIAN FENOMENOLOGI
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang berarti gejala,yaitu suatu hal yang tidak nyata.suatu gejala yang tidak harus diamti oleh indra karena gejala juga dapat dii lihat secara bathiniah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian .pandangan aliran fenomenologi bahwa sebuah objeck harus di beri kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara diskriftif fenomenologi.
6.2     TOKOH DAN POKOK-POKOK PIKIRANNYA
1.                  Edmund Husserl (1859-1938)
Selanjutnya, menurut Husserl, epoche memiliki empat macam, yaitu:
a).      Method of historical bracketing; metode yang mengesampingkan aneka macam teori dan pandangan yang pernah kita terima dalam kehidupan sehari-hari, baik dari adapt, agama maupun ilmu pengetahuan.
b)      Method of existensional bracketing; meninggalkan atau abstain terhadap semua sikap keputusan atau sikap diam dan menunda.
c).      Method of transcendental reduction; mengolah data yang kita sadari menjadi gejala yang transcendental dalam kesadaran murni.
d)     Method of eidetic reduction; mencari esensi fakta, semacam menjadikan fakta-fakta tentang realitas menjadi esensi atau intisari realitas itu.
2.                   Max Scheler (1874-1928)
Menurut Scheler ada tiga jenis fakta yang memegang peranan penting dalam pengalaman fenomenologis, yaitu :
 (1) fakta natural, berasal dari pengalaman inderawi dan menyangkut benda-benda yang nampak dalam pengalaman biasa
 (2) fakta ilmiah, Fakta ilmiah mulai melepas diri dari penerapan inderawi yang langsung dan semakin abstrak.
 (3) fakta fenomenologis. Fakta fenomenologis merupakan isi “intuitif” yang merupakan hakikat dari pengalaman langsung, tidak terikat kepada ada tidaknya realisasi di luar
3.                  Maurice Merlean-ponty (1908-1961)
4.                  Martin Heidegger (1889 – 1976)

6.3     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FILSAFAT PHENOMENOLOGI
         Kelebihan
1.      Phenomenologik sebagai suatu metode keilmuan, dapat mendiskripsikan penomena dengan apa adanya dengan tidak memanipulasi data, aneka macam teori dan pandangan
2.      Phenomenologik mengungkapkan ilmu pengetahuan atau kebenaran dengan benaR- benar yang objektif
3.      Phenomenologik memandang objek kajian sebagai bulatan yang utuh tidak terpisah dari objek lainnya
kelemahan
1.      Tujuan phenomenologik untuk mendapatkan pengetahuan yang murni objektif tanpa ada pengaruh berbagai pandangan sebelumnya, baik dari adat, agama ataupun ilmu pengetahuan, merupakan suatu yang absurd
2.      Pengetahuan yang didapat tidak bebas nilai (value-free), tapi bermuatan nilai (value-bound)tertinggi itu?


6.4     JENIS-JENIS TRADISI FENOMENOLOGI
. Adapun varian dari tradisi Fenomenologi ini adalah,:
1.                  Fenomena Klasik, percaya pada kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, artinya hanya mempercayai suatu kebenaran dari sudut pandangnya tersendiri atau obyektif.
2.                  Fenomenologi Persepsi, percaya pada suatu kebenaran bisa di dapatkan dari sudut pandang yang berbeda – beda, tidak hanya membatasi fenomenologi pada obyektifitas, atau bisa dikatakan lebih subyektif.
3.                  Fenomenologi Hermeneutik, percaya pada suatu kebenaran yang di tinjau baik dari aspek obyektifitas maupun subyektifitasnya, dan juga disertai dengan analisis guna menarik suatu kesimpulan.
6.5     PRINSIF DASAR FENOMENOLOGI
·                     Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
·                     Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
·                     Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.
Tiga hal yang perlu kita sisihkan dalam usaha menginginkan kebenaran yang murni, yaitu :
a. Membebaskan diri dari unsur subjektif,
b. Membebaskan diri dari kungkungan teori-teori, dan hipotesis-hipotesis,
c. Membebaskan diri dari doktrin-doktrin tradisional
7.      EKSISTENSIALISME
7.1     PENGERTIAN EKSISTENSIALISME
           Eksistensialisme adalah aliran filsafat  yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
7.2     LATAR BELAKANG LAHIRNYA EKSISTENSIALISME
 filsafat eksistensialisme lahir dari berbagai krisis atau merupakan reaksi atas aliran filsafat yang telah ada sebelumnya atau situasi dan kondisi dunia, yaitu:
a.         Materialisme
Menurut pandangan materialisme, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu.
b.         Idealisme
Aliran ini memandang manusia hanya sebagai subyek, hanya sebagai kesadaran; menempatkan aspek berpikir dan kesadaran secara berlebihan sehingga menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih-lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada barang lain selain pikiran.
c.         Situasi dan Kondisi Dunia
Munculnya eksistensialisme didorong juga oleh situasi dan kondisi di dunia Eropa Barat yang secara umum dapat dikatakan bahwa pada waktu itu keadaan dunia tidak menentu. ll Manusia berpura-pura, kebencian merajalela, nilai sedang mengalami krisis, bahkan manusianya sendiri sedang mengalami krisis. Sementara itu agama di sana dan di tempat lain dianggap tidak mampu memberikan makna pada kehidupan.

7.3     TOKOH-TOKOH EKSISTENSIALISME DAN PEMIKIRANNYA
1.                  Karl Jaspers(1883-1976)
Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan obyektif serta mengatasi pengetahuan obyektif sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri dan memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada jatidirinya kembali.  Ada dua fokus pemikiran Jasper, yaitu eksistensi dan transendensi.
2.        Soren Aabye Kiekeegaard(1831-1855);
Mengedepankan teori bahwa eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang kaku dan statis tetapi senantiasa terbentuk, manusia juga senantiasa melakukan upaya dari sebuah hal yang sifatnya hanya sebagai spekulasi menuju suatu yang nyata dan pasti, seperti upaya mereka untuk menggapai cita-citanya pada masa depan.
3.                  Jean Paul Sartre (1905-1980)
“Manusia yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan berada dengan sadar dan bebas bagi diri sendiri”. Itu adalah salah satu statement dan mungkin bernilai teori yang terkenal darinya.


4.                  Friedrich Nietzsche(1874-1948);
Menurutnya manusia yang teruji adalah manusia yang cenderung melalui jalan yang terjal dalam hidupnya dan definisi dari aliran eksistensialisme menurutnya adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super dan yang mempunyai mental majikan bukan mental budak supaya manusia tidak diam dengan kenyamanan saja.
5.                  Martin Heidegger(1883-1976)
Inti pemikirannya adalah memusatkan semua hal kepada manusia dan mengembalikan semua masalah apapun ujung-ujungnya adalah manusia sebagai subjek atau objek dari masalah tersebut.
6.                  Fhodor mikhailovich
7.                  Dostoyevsky (1821-1881)
8.                  Nikolai Alexandrovich Berdyaev (1874-1948);
9.                  Karl Theodor Jaspers (1883-1969),
10.              Gabriel Marcel (1889 - 1973)
11.              Nicolas Alexandrovitch Berdyaev (1874 - 1948)
7.4     CIRI ALIRAN EKSISTENSIALISME
. Mengidentifikasi ciri aliran eksistensialisme sebagai berikut :
a.         Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan masyarakat modern, khususnya terhadap idealisme Hegel.
b.         Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep-konsep, filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
c.         Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan massa.
d.        Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam kolektif atau massa.
e.         Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di dunia.
f.          Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi, pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung.



8.      MATERIALISME
8.1     PENGERTIAN MATERIALISME
Berasal dari “materi” yang berarti benda. Materialisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa, kebenaran tidaklah ditentukan oleh gambaran, melainkan oleh benda dan seluruh kenyataan yang ada dirumuskan dan ditentukan oleh benda. Aliran ini memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka.
8.2     TOKOH-TOKOH MATERIALISME DAN PEMIKIRANNYA
1. Ludwig Feuerbach (1804-1872)
Menurutnya hanya alamlah yang ada. Manusia adalah alamiah juga seperti halnya benda seperti kayu dan batu..
2. Karl Marx (1818-1883)
Pokok pemikiran  Marx diambil dari ajaran Filsafat Hegel dan Filsafat Feurbach. Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialisme dialektika, karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis yang materiil itu berjalan melalui proses dialektika dan disebut juga materialisme historis. karena materialisme historis, karena menurut teorinya, bahwa arah yang ditempuh sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil.
3.Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang material.
4.Hornby (1974)
Menurut Hornby materialisme adalah theory, belief, that only material thing exist (teori atau kepercayaan bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
5.Van Der Welj (2000)
Van Der Welj mengatakan bahwa materialisme dengan menyatakan bahwa materialisme ini terdiri atas suatu aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh hukum-hukum fisika-kimiawi.
6.Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
7.Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.
8.Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
9.Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
10.Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
8.3     DASAR IDEOLOGI YANG DIJADIKAN DASAR KEYAKINAN:
1) Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
2) Tidak meyakini adanya alam ghaib.
3)Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
4)Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
5)Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
8.4     ALIRAN-ALIRAN DALAM MATERIALISME
1. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
2. Materialisme metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar
3. Materialisme dialektis
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi, dan saling bergantung satu dengan lainnya
8.5     MACAM-MACAM MATERIALISME
1.                  Materialisme rasionalistik. Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengeti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
2.                  Materialisme mitis atau biologis. Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan dengan prinsip immaterial.
3.                  Materialisme parsial Materialisme parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;
4.                  Materialisme antropologis. Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan fisik-kimiawi materi;
5.                  Materialisme dialektik. Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses material.
6.                  Materialisme historis. Materialisme histories ini menyatakan bahwa hakikat sejarah terjadi karena proses-proses ekonomis. Materialisme dialektik dan materialisme histories secar bersamaan menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut sejarah rohani dan perkembangan manusia hanya merupakan dampak dan refleksi-refleksi aktivitas ekonomis manusia. Materialisme historis ini berdasarkan dialektik, maka semua asas materialisme dialektik berlaku sepenuhnya dalam materialisme histories.
7.                  Materialisme sebagai teori menyangkal realitas yang bersifat ruhaniah, sedangkan materialisme metode mencoba membuat abstraksi hal-hal yang bersifat imaterial.
9.      NATURALISME
9.1          PENGERTIAN NATURALISME
Aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusia yang terlahir ke bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
9.2     LATAR BELAKANG NATURALISME
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau, filsuf Perancis yang hidup pada tahun 1712-1778. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa, justru dapat merusak pembawaan baik anak itu, sehingga aliran ini sering disebut negativisme.
9.3     TOKOH-TOKOH FILSAFAT NATURALISME
1.  Plato. (427 – 347 SM).
2.  Aristoteles (384 – 322 SM)..
3.  William R. Dennes. (Filsuf Modern)

9.4     TUJUAN NATURALISME
1.    Mengamankan kebutuhan hidup;
2.    Meningkatkan anak didik;    
3.    Memelihara hubungan sosial dan politik;
4.    Menikmati waktu luang.
5.    Pemeliharaan diri;
10.  SPIRITUALISME
Aliran Spiritualisme adalah aliran yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh ( pneuma, nous, reason, logos ) yaitu roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam. Spiritualisme kadang-kadang dikenakan pada pandangan idealistic yang menyatakan adanya roh mutlak. Dunia indera dalam pengertian ini dipandang sebagai dunia idea. Spiritualisme dipakai dalam istilah keagamaan untuk menekankan pengaruh langsung dari roh suci dalam bidang agama. Spiritualisme berarti kepercayaan bahwa roh-roh orang mati berkomunikasi dengan orang yamg masih hidup melalui orang-orang tertentu.
11.  KRITISME
Aliran kritisisme beranggapan bahwa di perlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam.dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala-gejala.karena di butuhkan sebuah analisis.
Immanuel Kant (1724-1804)
. Hal terpenting yang perlu diingat adalah bahwa Kant membagi filsafat menjadi empat bagian (cabang) yaitu :
- Metafisika yang menjawab pertanyaan Apakah yang dapat saya harapkan dari hidup ini?
-          Epistemologi yang menjawab pertanyaan Apa yang dapat saya ketahui?
-          Antropologi yang menjawab pertanyaan Apakah yang boleh saya perbuat?
-          Etika yang menjawab pertanyaan Apakah yang boleh saya perbuat?


12.  KANTIANISME
Kantianisme adalah paham dimana setiap kita mengambil keputusan, kita harus membayang kan bagaimana bila kita adalah pihak yang dirugikan. Paha mini menjelaskan
bahwa bila memang harus dilakukan sebuah tindakan, maka tindakan itu dilakukan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Tokoh aliran ini adalah Immanuel Kant: (1724 –1804

13.  NEO-KANTIANISME
Banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap materialism, Positifisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Dan gerakan ini disebut Neo-Kantianisme.

 Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).

Istilah Neo-kantianisme dipandang searti dengan kritikisme yang bergerak dalam dua aliran, yaitu realisme dan  prakmatisme, Pemikirannya lahir untuk mencari peranan yang dimainkan oleh akal budi manusia dalam proses mengetahui, dan nilai yang dapat dilekatkan kepada usaha mengetahui, dan mencari hubungan antara usaha mengetahui ini dengan dunia-luar. Pokok pembahasan neo-kantianisme membahasa teori pengetahuan yang harus dapat menerangkan bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda-beda, seperti: pengetahuan sehari-hari, pengetahua dalam ilmu pengetahuan positif dan filsafat, pengetahuan dalam moral serta pengetahuan estetik dalam agama serta teologi.
14.  NEO-THOMISME

Aliran ini adalah aliran yang mengikuti faham Thomas Aquinas,Faham Thomisme yaitu pertama,faham yang menganggapbahwa ajaran thomas tidak sempurna .kedua,faham yang mengagap bahwa walawpun ajaran thomas tidak sempurna masi banyak hal-hal yng belum di bahas .ketiga,yang mengganggap bahwa ajran thomas harus di ikuti akan tetapi tidak boleh di anggap ajarannya betul-betul sempurna
15.  NEO- POSITIVISME
“Neo-Positivisme” adalah penganut suatu aliran dalam filsafat yang menanamkan juga diri mereka sebagai kaum “empiris logika”. Dapat juga disebut kaum “fisikalis”. Bahkan beberapa dari mereka menanamkan sebagai penganut “Logistik” (logika formalis atau logika simbolis). Pada umumnya disebut juga mazhab “wina” atau “kring wina”.

16.  FILSAFAT HIDUP
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika, dan fisika tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis.
Pemikiran filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme, subjektivisme, dan Realitivisme.bahwa, tugas filsafat adalah memberikan pengaruh dalam tindakan hidup manusia. Untuk itu, filsafat tidak boleh berada dalam pemikiran metafisika yang tidak ada manfaatnya. Dengan demikian, filsafat harus berasaskan pada pengalaman, kemudian mengadakan penyelidikan, mampu memberikan suatu sistem norma-norma dan nilai-nilai.
  Utilitarian
Utilitarianisme merupakan bagian dari etika filsafat yang berkembang sebagai kritik atas dominasi hukum alam.
Capitalis
Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi, dan nasionalisme sekuler.
Hedonisme
Fokus pemikirannya adalah, bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kenyamanan batin, dan kebebasan dari rasa sakit

17.  MONISME
Monisme adalah aliran yang mengemukakan unsur pokok segala yang ada ini adalah esa, satu. Unsur pokok ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi danlain-lain.
- bagi kaum materialis unsur itu adalah materi,
- bagi kaum idealis unsur itu roh atau ide. 
- enstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat.
- menurut thales : air, menurut anaximandros : apeiron, dan menurut anaximenes : udara).

Orang yang mula-mula menggunakan terminologi monisme adalah Christian Wolff.



18.  DUALISME
Dualisme adalah ajaran atau aliran ?faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi  dan hakekat rohani .kedua macam hakekat itu masing –masing bebas berdiri sendiri ,sama zasi dan abadi .perhubungan antar keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam.
-                      Menurut Plato : bahwa dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari yang asli yaitu idea.
-                      Menurut Rene Descartes, mengatakan bahwa pembeda antara dua substansi yaitu substansi pikiran dan substansi luasan (badan) (cogito ergo sum = saya berpikir maka saya ada),
-                      menurut Leibniz : yang membedakan antara dunia yang sesungguhnya dan dunia yang mungkin, menurut Thomas Hyde, yang mengungkapkan bahwa antara zat dan kesadaran (pikiran) yang berbeda secara subtantif,
-                      menurutImmanuel Kant : yang membedakan antara dunia gejala (fenomena) dan dunia hakiki (noumena)).
19.  PLURALISME
Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan yang koheren, rasional, fundamental.
20.  INTUSIONALISME
Adalah suatu aliran atau faham yang mengganggap bahwa intuisi(naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak di dasarkan pada penaklaran .jadi intuisi adalah non-analitik dan tidak di dasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan persaan
21.  MARXISME
Marxisme adalah aliran filsafat yang ditunjukan kepada ajaran  Karl Marx. Aliran marxisme lahir dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah ide-ide dan suatu detik sejarah perjuangan kelas-kelas yaitu kelahiran gerakan tubuh. Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialism diakletik dan disebut juga materialism historis.

21.1  LATAR BELAKANG MARXISME
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.  Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis.
22.2 PANDANGAN PERJALAN MANUSIA MENURUT MARXISME
Marxisme memandang bahwa perjalanan manusia itu bertahap, dan setiap tahap mempunyai ciri khasnya masing2. 
a. tahap awal adalah ketika manusia masih terisolasi, cara berekonominya masih sederhana, masih dengan pertukaran (barter), sistem sosialnya masih sederhana, dan sistem kepercayaannya juga sederhana, yaitu menyembah dewa-dewi lokal 
b. kemudian manusia maju dan berkembang, cara ekonominya berkembang pesat dan semakin kompleks, dan hal ini sangat memungkinkan terjadinya eksploitasi, dan ini telah terlihat dalam sistem kapitalisme, yaitu sistem ekonomi periode ini. dalam masa ini, tuhan menjadi sesuatu yang global, bukan hanya dewa2 lokal, yang menguasai semua orang, dan dipergunakan oleh para kapitalis sebagai salah satu alatnya untuk mempertahankan kekayaan dan kekuasaan. 
c. lalu kaum marxist berpendapat, bahwa setelah tahap ini, manusia sepatutnya masuk ke dalam tahap yang terbaik, yaitu tahap komunisme. diharapkan pada tahap ini, manusia tidak lagi terkekang kebutuhan hidupnya, sehingga "kerja" dianggap sebagai sebuah "aktualisasi diri", bukan lagi sebagai "metode untuk mencari nafkah", agama tidak lagi dibutuhkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa topangan kepercayaan terhadap segala sesuatu yang "non materialis", dan tidak lagi digunakan sebagai "alat represi terhadap kebebasan". 
22.  SEKULARISME
Sekularisme, merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka. Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kemudian. Tokoh dalam aliran ini adalah Jacob Holyoake.


23.  VITALISME
Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.
24.  FILSAFAT ANALITIS
      24 .1  PENGERTIAN FILSAFAT ANALITIS
Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep
        24.2  TOKOH-TOKOH AWAL FILSAFAT ANALITIK
1. George Edward Moore 
2.  Betrand Russell (Atomisme Logis).
3.  Alfred Ayer (Positifisme Logis)
 4. Ludwig Wittgenstein
5. Ferdinand De Saussure (Semiologi)
6. Rolan Barthes (Semiotika)
 7. Jacques Derrida (Dekontruksi)
8. Jean Paul Baudrilard (Teori Simulasi)
25.  ANTITEISME ATAU ATEISME
Tokoh filsafat dalam aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1890). Pokok-pokok filsafatnya diantaranya merupakan dasar dan sumber tingkah laku manusia.
Anti Teisme atau ateisme merupakan aliran filsafat yang ingin mewujudkan sejarah manusia tanpa Tuhan. Dalam aliran ini Tuhan dan agama dipandang sebagai formula jahat yang diterapkan dalam setiap fitnah melawan manusia di dunia. Pokok-pokok filsafatnya mengenai kehendak manusia, manusia sempurna, dan kritikan terhadap agama.

26.  STRUKTURALISME
      26 .1  PENGERTIAN STRUKTURALISME
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.      “Desentralisasi” manusia.
2.      “Kematian” manusia sebagai subjek.
3.      Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.

       26.2 LATAR BELAKANG STRUKTURALISME
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis.
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.      “Desentralisasi” manusia.
2.      “Kematian” manusia sebagai subjek.
3.      Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.
Strukturalisme sebagai metode berpikir dalam memahami realitas dimulai oleh Ferdinand de
26 .3 TOKOH-TOKOH FILSAFAT STRUKTURALISME
1.      Claude Levi-Strauss         
2.      Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan menerapkan metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya “kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia mengungkapkan bahwa:
a.       Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur yang menguasai manusia.
b.      Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.
c.       Ketidak sadaran merupakan logos yang mendahului manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.
3.      Roland Barthes (1915-1980 M)
Roland Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan selalu provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
4.      Louis Althusser (1918-1990 M)
Althusser dikenal dengan sikap anti- humanisme. Althusser menentang    gagas bahwa individu itu ada sebelum munculnya kondisi kondisisosial. Kemudian dengan menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom yang cara artikulasinya atau efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi.
Menurut Louis Althusser manusia dalam pandangan Das Kapital telah tergeser dari pusatntya, manusia merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh struktur-struktur sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan subjek otonom.
5            Michel Foucault(                         )
       26.4  CIRI-CIRI STRUKTURALISME
Ciri-ciri Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaanaktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan.Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode,model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.
27.  POSTMODERNISME
Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama yang menngintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat.
Tokoh-Tokoh Penting:
a. Francois Lyotard
b. Jacques Derrida
c. Richard Rorty
d. Michel Foucoult

28.  HUMANISME
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi dan Humanisme Sekular.

TOKOH-TOKOH HUMANISME: Abraham Maslow, Albert Einstein, Bertrand Russell, Carl Rogers, Cicero, Edward Said, Erasmus, Gene Roddenberry, Hans-Georg Gadamer, Dr. Henry Morgentaler, Isaac Asimov, Israel Shahak, Jacob Bronowski.

29.  FEMINISME
Tokoh feminisme disebut Feminis adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Latar belakang lahirnya gerakan feminisme adalah ketika pada waktu itu setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam realitas sosialnya. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum.

30.  SKEPTISME
Intinya menyatakan bahwa penserapan indra adalah bersifat menipu atau menyasatkan. Namun pada zaman modern berkembang menjadi skeptisme metodis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum sesuatu pengetahuan diakui benar.
TOKOHNYA adalah Rane Descartes (1596-1650).

31.  RENAISSANCE
Renaissance berarti “lahir kembali”. pengertian riilnya adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia. suasana dan budaya berpikirnya memang melukiskan “kembali” kepada semangat awali, yaitu semangat filsafat yunani kuno yang mengedepankan penghargaan terhadap kodrat manusia itu sendiri.
TOKOH-TOKOH RENAISSANCE
1.      Nicolaus covernicus (1473-1543)
2.      Galileo galilei (1564-1642)
3.      Francis bacon (1561-1626)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak, Isep Zainal Arifin, Filsafat Umum, Bandung: Gema Media Pusakatama, 2002.
Praja, juhaya s. 2006. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Bandung: Yayasan PIARA (Pengembangan Ilmu Agama dan Humaniora).
Beerling, R.F. 1966. Filsafat Dewasa Ini. Terj. Hasan Amin, Djakarta:Balai Pustaka.
Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Jakarta:Rineka Cipta.
Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung: PT Pustaka Setia, 1997.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar